Mesin Rudal Balistik Korut Bukan Dibeli dari Pemerintah Ukraina Tapi dari Pasar Gelap
Mesin rudal balistik Korea Utara sedang diusut banyak pihak dan banyak tuduhan rudal tersebut dibeli dari Ukraina.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Mesin rudal balistik Korea Utara sedang diusut banyak pihak dan banyak tuduhan rudal tersebut dibeli dari Ukraina.
Namun Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina Oleksandr Turchynov membantahnya.
"Ukraina selalu mematuhi semua kewajiban internasional yang diasumsikan. Oleh karena itu, perusahaan pertahanan dan kedirgantaraan Ukraina tidak pernah memasok senjata dan teknologi militer ke Korea Utara," kata Oleksandr Turchynov, Senin (14/8/2017) dalam jumpa pers.
Menurut Turchynov, beberapa media asing mulai menyebarkan informasi palsu tentang pasokan teknologi rudal yang dirancang di pabrik pembuatan mesin Yuzhmash Ukraina ke Korea Utara.
"Informasi ini tidak memiliki dasar, sangat provokatif dalam konten dan kemungkinan besar dipicu oleh agen-agen khusus Rusia untuk menutupi kejahatan mereka sendiri," kata Turchynov.
Dia menekankan bahwa Ukraina menganggap rezim Korea Utara "totaliter, berbahaya dan tidak dapat diprediksi dan mendukung semua sanksi terhadap negara ini."
Turchynov menambahkan bahwa "Ukraina telah benar-benar berhenti untuk memasok senjata, peralatan militer dan teknologi militer ke Rusia" sejak awal agresi Rusia terhadap Ukraina pada tahun 2014.
"Ukraina tidak pernah memasok mesin roket atau teknologi rudal lainnya ke Korea Utara. Kami percaya bahwa kampanye anti-Ukraina ini diprovokasi oleh dinas khusus rahasia Rusia untuk meliput partisipasi mereka dalam program nuklir dan rudal Korea Utara," tambahnya.
Sebelumnya koran The New York Times melaporkan bahwa keberhasilan Korea Utara dalam menguji rudal balistik antarbenua dimungkinkan oleh pembelian mesin-mesin roket kuat dari pasar Ukraina, kemungkinan dari pabrik Ukraina Yuzhnoye.
Menurut hasil studi oleh Michael Elleman, seorang ahli rudal di Institut Internasional untuk Studi Strategis, dan mengklasifikasikan penilaian oleh badan intelijen Amerika, Korut menggunakan mesin RD-250 dari pabrik Yuzhnoye yang ada di Ukraina lalu dimodifikasi di Korut sendiri bagian penampilan luarnya.
"Namun dari uji coba rudal tanggal 14 Mei 2017 Hwasong-12, uji coba 4 Juli 2017 dengan Hwasong-14 dan tanggal 28 Juli 2017 dengan Hwasong-14, semua mesin roketnya sama yaitu RD-250," ungkap Michael Elleman.
Lalu bagaimana masuk ke Korut? Diduga olehnya secara gelap dari pembelian pasar gelap dan di belakang itu semua terlibat pula agen rahasia Rusia yang mengkampanyekan informasi kepada media selama ini bahwa ada keterlibatan pemerintah Ukraina.