Rudal Balistik Korut Ternyata Hanya Rakitan Luar Saja, Mesinnya dari Ukraina
Rudal balistik Korea Utara (Korut) ternyata hanya rakitan luarnya saja, modifikasi bentuknya lalu diberi tipe lain.
Editor: Dewi Agustina
"Sebuah pencarian mesin yang diproduksi oleh produsen lain di bekas Uni Soviet menghasilkan beberapa kemungkinan, yang semuanya terkait dengan perusahaan Rusia yang dinamai V.P. Glushko, sekarang dikenal sebagai Energomash," ujar Michael Elleman.
Keluarga mesin RD-217, RD-225 dan RD-250 menggunakan propelan cair (liquid-propellant) berenergi tinggi dan storable-serupa dengan yang digunakan oleh mesin yang diuji oleh Korea Utara. RD-217 maupun RD-225 tidak memiliki fitur eksternal yang cocok dengan mesin baru Korea Utara.
"Mesin RD-250 biasanya dikonfigurasi sebagai sepasang ruang bakar, yang menerima propelan dari turbopump tunggal. Saat dioperasikan bersamaan, kedua ruang tersebut menghasilkan dorongan 78-80 ton. Tingkat dorongan ini mirip dengan klaim yang dilakukan Korea Utara saat uji tanah pertama dilakukan dan dipublikasikan pada bulan September 2016," jelasnya.
Secara bertahap menjadi jelas, bagaimanapun, bahwa Hwasong-12 dan -14 menggunakan mesin kamar tunggal.
"Perhatikan, misalnya, Pyongyang mengklaim bahwa desain pompa baru digunakan untuk uji tanah bulan September. Ini masuk akal, karena mengoperasikan RD-250 sebagai ruang tunggal LPE akan memerlukan turbopump baru atau yang dimodifikasi. Karena tidak pernah menunjukkan pengalaman untuk memodifikasi atau mengembangkan turbopumps LPE yang besar, insinyur Pyongyang pasti akan kesulitan melakukan modifikasi sendiri," kata dia.
Sebaliknya, keterampilan teknis yang dibutuhkan untuk memodifikasi turbopump RD-250 yang ada, atau membuat yang baru yang mampu memberi pasokan propelan ke kamar tunggal akan tinggal bersama para ahli dengan sejarah kerja yang kaya bersama mesin RD-250.
Keahlian seperti itu tersedia di lingkungan Energomash Rusia dan Yuzhnoye Ukraina. Kita harus menyimpulkan bahwa mesin yang dimodifikasi dibuat di pabrik-pabrik tersebut.
"Hipotesis alternatif, bahwa insinyur Rusia/ Ukraina dipekerjakan di Korea Utara kurang mungkin, mengingat tidak adanya fasilitas produksi yang dikenal di Korea Utara untuk mesin semacam itu. Selain itu, pakar Barat yang mengunjungi KB Yuzhnoye Ukraina dalam satu tahun terakhir mengatakan kepada penulis bahwa versi satu kamar dipajang di universitas terdekat dan seorang insinyur lokal bercanda bahwa mereka memproduksinya," ujarnya.
Mengapa mesin single-chamber dipindahkan daripada versi original double-chamber yang lebih kuat, masih belum jelas.
Baca: Marinir Pembunuh Istri Kades Ternyata Ingin Buka Pom Bensin Mini
"Salah satu kemungkinan hipotesisnya adalah bahwa eksportir, untuk alasan apapun, melakukan pengekangan terhadap apa yang ingin mereka transfer ke Korea Utara. Dikombinasikan dengan tahap kedua, mesin single-chamber RD-250 cukup kuat untuk mengirim ICBM ke kota-kota di Pantai Barat Amerika setidaknya," kata Elleman.
RD-250 awalnya dirancang oleh perusahaan Glushko Rusia, dan diproduksi dan dimasukkan ke dalam tahap pertama ICR-36 (SS-9) ICBM dan peluncur satelit Tsiklon-2 oleh KB Yuzhnoye dari Ukraina.
"Roket pembawa Tsiklon-2 meluncurkan satelit pertamanya ke orbit pada tahun 1969, dengan yang terakhir dari 106 peluncuran yang terjadi pada tahun 2006. Sementara Yuzhnoye bertanggung jawab untuk memproduksi roket Tsiklon-2, entitas Rusia meluncurkan satelit tersebut," ujarnya.
Hubungan tersebut bertahan sejak pecahnya Uni Soviet pada tahun 1991 terutama karena adanya hubungan institusional jangka panjang, dan kepentingan komersial dari kedua perusahaan dan negara.