Sistem Peringatan Dini J-Alert Langsung Menyala Saat Korut Tembakkan Rudal ke Lepas Pantai Hokkaido
Sistem peringatan J-Alert ini muncul di program radio dan televisi, memperingatkan warga akan adanya potensi serangan misil Korea Utara.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Untuk pertama kalinya sejak bencana tsunami tahun 2011, Jepang menyalakan sistem peringatan J-Alert setelah Korea Utara meluncurkan misil yang jatuh di laut utara Jepang.
Sistem peringatan J-Alert ini muncul di program radio dan televisi, memperingatkan warga akan adanya potensi serangan misil Korea Utara.
Layanan kereta cepat berhenti dan peringatan terdengar lewat pengeras suara di kota-kota di pulau paling utara Jepang, Hokaido.
"Saya terbangun oleh peringatan misil lewat ponsel," kata Ayaka Nishijima, pekerja di Morioka, ibukota prefektur Iwata yang terletak sekitar 300 km selatan Tanjung Erimo kepada Reuters.
Dia mengatakan, peringatan dini ini tidak lantas membuat warga siap. "Meski ada peringatan ini, tidak ada lokasi perlindungan basement atau perlindungan bom. Satu-satunya yang bisa dilakukan adalah jauh-jauh dari jendela," kata Nishijima.
Sistem peringatan J-Alert diluncurkan pada Februari 2007. Sistem peringatan ini didesain untuk menginformasi ke publik dengan cepat akan adanya berbagai ancaman. Lewat peringatan yang cepat, Jepang berharap bisa mempercepat proses evakuasi dan respon darurat.
Baca: Biawak Nyemplung di Sumur, Warga Cimanggis, Depok, Heboh
J-Alert adalah sistem berdasarkan satelit. Sistem ini memungkinkan otoritas menyiarkan peringatan ke media lokal dan langsung ke penduduk lewat pengeras suara.
Menurut pejabat Jepang, hanya perlu satu detik untuk mengirim peringatan ke pejabat lokal dan antara 4-20 detik ke penduduk.
Baca: Saat Situasi Genting, Berinvestasilah di Emas: Seperti Ini Penjelasannya
J-Alert digunakan untuk segala bentuk peringatan. Peringatan ini disiarkan dalam lima bahasa yakni Jepang, Inggris, Mandarin, Korea dan Portugis. J-Alert ini menyala pada gempa dan tsunami 11 Maret 2011 lalu.
Reporter: Wahyu Tri Rahmawati