Vladimir Putin Me-warning Amerika Serikat: Memprovokasi Korea Utara Adalah Kesia-siaan
"Masalah di wilayah itu seharusnya diselesaikan melalui dialog langsung semua pihak terkait tanpa pra-syarat apapun."
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Amerika Serikat dan pihak lain tidak menempuh "jalan buntu" dalam menyelesaikan ketegangan di Semenanjung Korea.
Ia meminta, pihak-pihak terkait untuk melakukan perundingan demi menyelesaikan persoalan tersebut.
"Rusia meyakini kebijakan untuk menekan Pyongyang supaya menghentikan program rudal nuklirnya sebagai jalan yang salah dan sia-sia," kata Putin dalam sebuah artikel yang dirilis Kremlin, Kamis (31/8/2017).
Hal itu Putin sampaikan menjelang pertemuan puncak BRICS di Xiamen, China.
"Masalah di wilayah itu seharusnya diselesaikan melalui dialog langsung semua pihak terkait tanpa pra-syarat apapun. Provokasi, tekanan, aksi militeris dan retorika hinaan adalah jalan buntu," kata Putin, seperti dilansir CNN, Jumat (1/9/2017).
Komentar Putin diterbitkan beberapa jam setelah AS dan Korea Selatan melakukan serangan bom tiruan di Semenanjung Korea pada Kamis (31/8/2017), yang dikecam oleh Korut sebagai tindakan gegabah.
Rusia termasuk peserta dalam perundingan enam negara, yang berlangsung pada pertengahan tahun 2000-an dalam upaya mendorong Korea Utarameninggalkan program nuklir.
Kamis (31/8), empat jet tempur F-35B milik AS bergabung dengan dua pesawat pengebom B-1B AS dan empat jet tempur F-15 Korea Selatan dan Jepang dalam latihan gabungan di dekat Semenanjung Korea.
Latihan gabungan ini sebagai reaksi atas tindakan Korut menembakkan rudal balistik melewati Jepang pada Selasa lalu.
"Tindakan Korea Utara merupakan ancaman bagi sekutu, partner dan negara kami," kata Jenderal Terrence J. O'Shaughnessy, Komandan Angkatan Udara Pasifik yang melakukan kunjungan tak terjadwal ke Jepang.
Lanjutnya, misi latihan ini untuk menunjukkan solidaritas dengan sekutu dan kerja sama untuk mempertahankan diri terhadap ancaman regional.
Dupla Kartini/Sumber: CNN