Perempuan Akhirnya Boleh Setir Mobil di Arab Saudi
Kini, para perempuan di Arab Saudi yang ingin mengemudi kendaraan bisa mengajukan secara pribadi permintaan pembuatan SIM.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, RIYADH - Pemerintah Arab Saudi akhirnya memperbolehkan kaum perempuan di negaranya untuk mengemudikan kendaraan.
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al-Saud mengeluarkan perintah kerajaan, Selasa (26/9/2017), terkait pemberian surat izin mengemudi (SIM) untuk kaum perempuan.
Kini, para perempuan di Arab Saudi yang ingin mengemudi kendaraan bisa mengajukan secara pribadi permintaan pembuatan SIM.
Mereka juga tak perlu lagi meminta izin dari seorang wali untuk memperoleh SIM atau ditemani seorang wali untuk mengemudikan mobil.
Duta Besar Arab Saudi untuk AS, Pangeran Khalid bin Salman bin Abdulaziz, mengatakan negaranya sudah siap memperbolehkan perempuan untuk mengemudikan kendaraan.
"Menurut saya, Pemerintah Arab Saudi sudah memahami bahwa masyarakat kami sudah siap untuk itu," katanya.
Namun, Pangeran Khalid enggan berkomentar soal apakah nantinya akan ada langkah lanjutan untuk memperluas hak-hak untuk perempuan di Arab Saudi.
Menurutnya, keputusan untuk memperbolehkan perempuan mengemudian kendaraan tidak dimaksudkan untuk menjadi perubahan besar di aspek sosial masyarakat Arab Saudi.
Hal itu dikatakan lebih kepada untuk reformasi di bidang ekonomi.
Keputusan tersebut disambut baik oleh Departemen Dalam Negeri AS sebagai "langkah luar biasa di arah yang tepat".
Sebelumnya, tepat pada hari nasionalnya pada 23 September, Arab Saudi memperbolehkan perempuan untuk masuk ke stadion untuk pertama kali.
Baca: UMN Resmikan PK Ojong-Jakob Oetama Tower di Gading Serpong
Awal September ini, otoritas setempat juga melarang seorang ulama Arab Saudi untuk berkotbah atas pernyataannya yang kontroversial.
Ulama bernama Saad Al-Hijri itu mengatakan bahwa perempuan seharusnya tidak boleh mengemudikan kendaraan karena otak mereka semakin mengecil ketika mereka belanja.
"Bagaimana bisa seorang perempuan diberikan SIM jika otaknya hanya setengah? Jika ia berbelanja, maka hilang lagi setengah. Yang tersisa tinggal seperempat," ucap Hijri kala itu.
Arab Saudi menjadi negara terakhir di muka bumi ini yang melarang perempuan untuk mengemudikan kendaraan. (Guardian/Reuters)