Kepala Rumah Sakit Universitas Chiba Jepang Minta Maaf Empat Pasiennya Meninggal
Kepala Rumah Sakit Universitas Chiba meminta maaf atas kematian empat pasiennya akhir Agustus lalu.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kepala Rumah Sakit Universitas Chiba meminta maaf atas kematian empat pasiennya akhir Agustus lalu, karena adanya semacam penyakit Pseudomonas aeruginosa yang resisten terhadap multidrug, sehingga antibiotik yang diberikan menjadi tidak efektif.
"Kami minta maaf sedalamnya kepada para korban keluarga atas kejadian ini dan kami akan menyelidiki segera lebih lanjut mengenai bakteri ini dan hubungan penyebab kematian pasien," kata Kepala Rumah Sakit, Shuichi Yamamoto, Kamis (5/10/2017).
Rumah sakit yang berlokasi di Chuo-ku, Chiba mendeteksi empat pasien dengan kasus tersebut sejak akhir Agustus lalu dan tak bisa tertanggulangi sehingga meninggal.
Pasien yang terinfeksi menurun kekebalannya memiliki risiko tinggi meninggal dunia.
Baca: Wahyudi Bacok Pria yang Bawa Istrinya Menginap di Hotel
Pseudomonas aeruginosa adalah bakteri gram negatif aerob obligat, berkapsul, mempunyai flagella polar sehingga bakteri ini bersifat motil, berukuran sekitar 0,5-1,0 µm.
Bakteri ini tidak menghasilkan spora dan tidak dapat menfermentasikan karbohidrat.
Pada uji biokimia, bakteri ini menghasilkan dampak positif pada uji indol, Merah Metil, dan Voges-Proskauer.
Bakteri ini secara luas dapat ditemukan di alam, contohnya di tanah, air, tanaman dan hewan.
Pseudomonas aeruginosa adalah patogen oportunistik. Bakteri ini merupakan penyebab utama infeksi pneumonia nosokomial.
Baca: Tindakan Hakim Cepi Iskandar Sudah Masuk Kategori Kejahatan Korupsi
Ketika bakteri ini ditumbuhkan pada media yang sesuai, bakteri ini akan menghasilkan pigmen nonfluoresen berwarna kebiruan, piosianin.
Beberapa strain Pseudomonas juga mampu menghasilkan pigmen fluoresen berwarna hijau, yaitu pioverdin.
Bakteri ini juga sering digunakan untuk mendegradasi zat-zat pestisida.