Data 46 Juta Pelanggan Kartu Seluler Dibobol, Malaysia Lakukan Penyelidikan
Malaysia tengah menyelidiki dugaan upaya pembobolan data 46 juta lebih pelanggan kartu seluler di negaranya.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Malaysia tengah menyelidiki dugaan upaya pembobolan data 46 juta lebih pelanggan kartu seluler di negaranya.
Jika benar terjadi, ini dikatakan menjadi upaya pebobolan data terbesar yang pernah terjadi di Asia.
Menteri Komunikasi dan Multimedia Malaysia Salleh Said Keruak, Rabu (1/11/2017), mengatakan penyelidikan yang dilakukan hampir rampung.
Penyelidikan dilakukan oleh Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia (MCMC), bekerjasama dengan Polisi Diraja Malaysia.
"Kami sudah mengidentifikasi beberapa sumber potensial dari pembobolan tersebut dan kemungkinan kami akan menyelesaikan ini semua dalam waktu dekat," jelas Salleh.
Baca: Muncul Pesan Berantai, Registrasi Kartu Prabayar Dikaitkan dengan Pilpres, Benarkah?
Sedangkan, Kepala Operasi MCMC Mazlan Ismail, Selasa (31/10/2017), menyebutkan bahwa pihak regulator telah menemui berbagai perusahaan telekomunikasi setempat.
Hal itu dilakukan agar MCMC dapat bernegosiasi dengan perusahaan-perusahaan tersebut, supaya mereka mau bekerjasama dalam penyelidikan itu.
Dugaan pembobolan data dalam jumlah besar ini pertama kali dilaporkan oleh sebuah portal berita teknologi Lowyat.net, pada 19 Oktober.
Pemberitaan muncul usai ada oknum yang berupaya menjual data-data terkait informasi personal pelanggan kartu seluler lewat forum jual-beli di portal berita tersebut.
Dikatakan data-data tersebut dijual melalui transaksi mata uang digital Bitcoin.
Termasuk di antaranya daftar berisi sejumlah nomor ponsel, nomor kartu identitas, alamat rumah, dan data kartu SIM milik 46,2 juta pelanggan kartu seluler.
Semuanya merupakan pelanggan dari setidaknya 12 operator kartu seluler di Malaysia.
Seperti halnya banyak pengguna kartu seluler di Indonesia, pengguna di Malaysia juga kerap memiliki lebih dari satu nomor ponsel.
Di antara data yang dibobol, diketahui termasuk pula nomor-nomor tidak aktif dan nomor-nomor sementara yang digunakan oleh wisatawan asing yang melakukan perjalanan ke Malaysia. (Star Online/Reuters).