Harapan Besar Di Balik Kunjungan Paus Fransiskus Ke Myanmar
Para pengamat tengah mencermati bagaimana ia membahas krisis kemanusiaan yang tengah terjadi yang melibatkan Muslim Rohingya.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM - Pimpinan tertinggi Gereja Katolik di dunia, Paus Fransiskus tiba di Myanmar.
Setelah terbang dari Roma, Italia pada Minggu (26/11/2017) malam, Paus mendarat di kota Yangon pada Senin (27/11/2017) ini, di mana terdapat banyak umat Katolik berkumpul untuk menyambutnya.
Para pengamat tengah mencermati bagaimana ia membahas krisis kemanusiaan yang tengah terjadi yang melibatkan Muslim Rohingya.
Pemimpin de facto Aung San Suu Kyi telah meminta para pemimpin dan pejabat asing untuk tidak menggunakan istilah Rohingya, karena menurutnya istilah yang melukai.
Kunjungan kali ini akan menjadi lawatan pertama Paus Fransiskus ke Myanmar, yang mayoritas penduduknya menganut ajaran Budha.
Paus Yohanes Paulus II pernah mengunjungi Bangladesh, yang mayoritas penduduknya Muslim, pada 1986.
Baca: Paus Fransiskus Kunjungi Myanmar Dorong Penyelesaian Krisis Rohingya
Baca: Ini 9 Saksi dan Lima Ahli Meringankan Setya Novanto yang Diajukan ke KPK
Kunjungan paus ke Myanmar berlangsung pada saat sangat penting. Ketegangan sedang berlangsung antara para penganut ajaran Budha dan kelompok minoritas Muslim Rohingya.
Militer bahkan sempat sempat terlibat bentrokan sengit dengan para pemberontak Rohingya.
Para aktivis Rohingya mengatakan militer menyerang desa-desa Rohingya sehinga membuat ribuan orang terpaksa mengungsi.
Prasangka buruk terhadap Rohingya menyebar luas di Myanmar dan telah berlangsung lama. Prasangka tersebut melatarbelakangi kekerasan-kekerasan sebelumnya yang berskala besar. Ada sekitar 1 juta warga Rohingya di negara bagian Rakhine, namun mereka diperlakukan seperti imigran ilegal dari Bangladesh dan ditolak hak kewarganegraan mereka.
Hari Minggu, Paus mengecam penindasan terhadap Rohingya dan mendoakan agar mereka mendapat hak penuh di negaranya.
Ini bukan kali pertama Paus Fransiskus menyuarakan keprihatinannya akan nasib Rohingya.