Menteri Enggartiasto: Pengusaha Jepang Ajaklah Pengusaha Lokal Kalau Berinvestasi di Indonesia
Potensi sangat besar untuk berbisnis di Indoensia saat ini karena pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,2% sangat baik
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (66) sangat berharap sekali pengusaha Jepang yang telah memilih untuk investasi di Indonesia agar mengajak rekanan lokal para pengusaha Indonesia.
"Kita bawa 21 pengusaha Indonesia ke Jepang, ini kesempatan sangat baik para pengusaha Jepang untuk berkenalan lebih lanjut dan kalau mau berbisnis ke Indonesia atau bahkan investasi ke Indoensia kan jadi lebih mudah juga sudah kenal mereka," papar Menteri Enggartiasto khusus kepada Tribunnews.com Rabu ini (29/11/2017).
Potensi sangat besar untuk berbisnis di Indoensia saat ini karena pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,2% sangat baik dan diperkirakan akan terus berkembang tinggi.
"Kalau ke Indonesia ya sebaiknya berekanan lah dengan penguasa Indonesia, jangan investasi sendiri dan sama sekali tidak menyertakan pengusaha Indonesia."
Apabila memiliki rekanan pengusaha Indoensia, tambahnya, tentu bagi pengusaha Jepang juga akan memberikan banyak manfaat pula mengingat perbedaan budaya dan pola pikir tentu bisa dibantu para pengusaha Indonesia apabila perusahaan berada di Indonesia.
Di bidang lain khususnya rumah jompo, Menteri mengusulkan agar pengusaha Jepang mungkin bisa membuka rumah jompo di Indonesia, di Bali atau tempat lain di Indonesia yang mudah ada penerbangan langsung ke Jepangnya.
"Budaya tidak jauh berbeda, hospitality snagat baik manusia Indonesia, maka berilah kepercayaan kepada kita agar bisa ikut membantu dan merawat para lansia Jepang juga yang dirawat di rumah jompo di Indonesia," harapnya lagi.
Sementara itu seorang President Tokushinkai, Michio Sekine di hadapan sekitar 1000 pengusaha Jepang Rabu ini (29/11/2017) bahwa ada beberapa perawat (kangoshi) atau penopang lansia (kaigoshi) dari Indonesia yang seringkali ingin saja pulang tidak betah di Jepang.
"Orangtuanya setiap hari berkomunikasi lewat ponselnya tanya kapan pulang. Kalau ini dilakukan sering-sering ya tentu saja perawat itu jadi kangen maunya pulang segera ke Indonesia," papar Sekine.
Dia berharap agar para perawat Indonesia bisa bersabar sampai lulus ujian nasional perawat sehingga masa depannya juga baik di Jepang dan penghasilannya juga baik.
"Tunggulah agar selesai ujian perawat di Jepang. Sedangkan bagi pemerintah Indonesia mungkin bisa dimintai bantuannya serta pengertian kepada keluarga perawat di Indonesia agar bisa memberikan pengertian kepada anak-anak mereka yang bekerja di Jepang, memberikan kesempatan kerja agar jangan sering-sering dimintai pulang terus-menerus kepada anaknya yang sedang bekerja di Jepang," ungkapnya lagi.
Kebutuhan perawat dan penopang lansia di Jepang sangat besar saat ini dan banyak yang berharap mendapatkan perawat serta penopang lansi adari Indonesia karena telah tercitra sebagai pekerja yang baik dan kerja keras serta memiliki budaya yang mirip dengan Jepang pula.