Arab Saudi: Pengakuan Yerusalem Ibukota Israel, Provokasi Mencolok Terhadap Umat Islam
Raja Arab Saudi Salman mengatakan kepada Trump, tindakannya akan memancing kemarahan umat Islam di seluruh dunia.
Editor: Choirul Arifin
- Raja Yordania Abdullah mengatakan keputusan tersebut akan melemahkan upaya untuk melanjutkan proses perdamaian dan memprovokasi umat Islam. Yordania bertindak sebagai penjaga situs Islam di Yerusalem.
- Presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi mendesak Trump untuk tidak memperumit situasi di wilayah ini.
Pernyataan resmi dari otoritas Palestina dan Yordania mengonfirmasi bahwa Abbas dan Raja Abdullah diberi tahu tentang niat Trump untuk memindahkan kedutaan. Sedangkan laporan Saudi tidak mengatakannya secara eksplisit.
Tidak ada satupun pemimpin yang mengatakan jika Trump telah menentukan kapan rencananya tersebut akan dilakukan. Hanya saja, dia berjanji dalam kampanyenya untuk melakukan hal tersebut selama masa kepresidenan.
Israel selalu menganggap Yerusalem sebagai ibukotanya, sementara Palestina mengklaim Yerusalem Timur sebagai ibu kota sebuah negara Palestina masa depan.
Laporan menunjukkan Trump akan menandatangani surat untuk mempertahankan kedutaannya di Tel Aviv selama enam bulan lagi, sambil mempersiapkan langkah-langkah selanjutnya.
Pihak Gedung Putih hanya mengatakan bahwa presiden Trump telah membahas keputusan potensial mengenai Yerusalem dengan semua pemimpin Timur Tengah yang dia ajak bicara pada hari Selasa, termasuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Barratut Taqiyyah Rafie/Sumber: BBC
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.