Berbagai Kecaman Pemimpin Dunia Soal Pengakuan Yerusalem Sebagai Ibu Kota Israel
Trump menyebut, pengakuan tersebut menjadi penanda atas dimulainya pendekatan baru terhadap konflik Israel-Palestina.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Johnson Simanjuntak
Raja Yordania Abdullah II
"Komunitas internasonal harus bahu-membahu memegang tanggung jawab dengan mengambil keputusan tegas dan suportif untuk mencapai perdamaian dan menyelesaikan masalah Palestina."
Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi
"(Pemerintah AS) jangan mempersulit situasi dengan mengambil langkah yang merusak kesempatan menuju perdamaian di Timur Tengah."
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
"Bapak Presiden Trump, Yerusalem adalah sebuah 'garis batas' bagi muslim! (Pengakuan) ini bisa membuat kami memutus hubungan diplomasi dengan Israel."
Perdana Menteri Theresa May
"Status Yerusalem seharusnya ditentukan melalui sebuah penyelesaian yang disepakati antara rakyat Israel dan Palestina."
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau
"Kami tidak akan memindahkan Kedutaan Besar Kanada untuk Israel ke Yerusalem. Kanada memiliki kebijakan berjangka panjang untuk Timur Tengah. Kami tetap mengupayakan solusi dua negara melalui negosiasi langsung."
Presiden Prancis Emmanuel Macron
"Prancis tidak setuju dengan keputusan AS. Prancis tetap mendukung solusi dua negara, yakni Israel dan Palestina dapat berdampingan secara damai dan aman, dengan Yerusalem sebagai ibu kota kedua negara tersebut."
Paus Fransiskus
"Saya meminta secara tulus kepada semua pihak agar tetap berkomitmen untuk menghormati 'status quo' kota itu dan sejalan dengan resolusi PBB yang berlaku."
Presiden RI Joko Widodo
"Indonesia mengecam keras pengakuan sepihak AS terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan meminta AS mempertimbangkan kembali keputusan tersebut."
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu
"Ada beberapa momen besar dalam sejarah Zionisme: Deklarasi Balfour, pendirian negara Israel, pembebasan Yerusalem, dan pengakuan dari Trump." (USA Today/Times of Israel)