Ini Kebiasaan Presiden AS Donald Trump yang Tidak Layak Dicontoh
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ternyata sangat menggemari diet coke atau cola tanpa gula.
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ternyata sangat menggemari diet coke atau cola tanpa gula.
Berdasarkan laporan dari The New York Time, Presiden Amerika ini bisa menghabiskan selusin diet coke hanya dalam waktu sehari.
Kesukaanya pada minuman bersoda itu juga dialami banyak orang Amerika, termasuk salah satu pendahulunya, Bill Clinton.
Ia sering tertangkap kamera sedang memegang Diet Coke bersama dengan telepon seluler dan barang lainnya.
Jadi, apa yang terjadi pada mereka yang minum selusin kaleng minuman bersoda ini setiap hari?
Mengingat dalam label kemasannya, minuman ini mengandung campuran pemanis aspartam, serta perasa buatan dan alami.
Baca: Kata Pakar Buaya Soal Kehebohan Buaya Kojek yang Dipelihara Irwan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minuman dengan pemanis buatan justru dapat meningkatkan nafsu makan seseorang dan menambah keinginan untuk selalu mengkonsumsi makanan manis.
Efek ini terkait dengan aspartam, pemanis yang paling sering digunakan dalam minuman diet. Umumnya 30 menit setelah minum diet coke (yang mengandung aspartam) atau soda biasa (dengan sukrosa), tubuh bereaksi dengan konsentrasi glukosa dan insulin yang serupa.
Susan Swithers, seorang profesor ilmu psikologis di Purdue University College of Health and Human Sciences, mengatakan bahwa efek aspartam seperti "menggoda" tubuh.
"Saat lidah merasakan makanan manis, tubuh menduga akan mendapatkan gula, atau energi. Tapi yang diharapkan itu tidak pernah muncul," kata Swithers, berdasarkan penelitiannya tentang konsumsi soda diet pada hewan.
Hal ini akan mengakibatkan tubuh menganggap rasa manis bukan lagi sinyal yang menjanjikan, sehingga reaksi tubuh terhadap rasa manis akan berubah.
Nah, ketika tubuh mendapat gula asli, gula darah dalam tubuh akan meningkat lebih tinggi, dan kita akan tergoda untuk menambah lagi.
"Awalnya ini tidak akan berefek apapun. Namun seiring waktu, efek kumulatifnya mungkin kuat, terutama pada manusia," ucapnya.