Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Israel Sulit Diserang Lewat Udara! Inilah Kubah yang Mampu Lumpuhkan Serangan Rudal

Dalam hal pertahanan serangan rudal ini, Israel cukup percaya diri mengandalkan sistem pertahanan serangan udara yang disebut Iron Dome alias Kubah Be

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berdasarkan Global Military Index, Israel memiliki anggaran pertahanan hingga 15,5 Miliar Dolar AS.

Salah satunya ini digunakan untuk membangun infrastruktur pertahanan terhadap serangan dari luar.

Dalam hal pertahanan serangan rudal ini, Israel cukup percaya diri mengandalkan sistem pertahanan serangan udara yang disebut Iron Dome alias Kubah Besi.

Alat ini bukan berbentuk selayaknya wujud kubah, bahkan tidak terlihat wujud kubah pada umumnya.

Istilah ini dipakai untuk menggambarkan sistem pertahanan udara yang benar-benar melindungi seluruh wilayah Israel seperti halnya kubah.

Baca: SiCepat Ekspres Siap Hadapi Lonjakan Pengiriman Barang di HARBOLNAS 12.12

Sebagaimana dilansir NBCNews, sistem pertahanan rudal tersebut berfungsi sebagai penangkal rudal yang diluncurkan ke arah Israel.

Berita Rekomendasi

Akun Twitter resmi militer Israel mengklaim bahwa sejauh ini alat tersebut telah berhasil melumpuhkan roket–roket yang diluncurkan ke wilayah mereka.

Adapun, Iron Dome sendiri merupakan kependekan dari Dual Mission Counter Rocket, Artillery and Mortar and Very Short Range Air Defense System.

Alat tersebut dikembangkan Rafael Advanced Defense System terhitung sejak tahun 2007 silam sejak ekskalasi konflik meningkat.

Menggunakan rudal bertenaga baterai, alat ini digadang–gadang sanggup melumpuhkan serangan roket udara.

Hal itu lantaran alat ini memiliki sensor sensitif yang mampu mengenali dan melumpuhkan ancaman roket jarak dekat dan jarak menengah.

Baca: Menkes Pastikan Stok Vaksin Difteri Cukup

Setidaknya terdapat tiga bagian inti sistem pertahanan rudal yang dipasang secara bongkar pasang.

Pertama, sistem radar yang terus mengawasi kawasan udara dengan jangkauan hingga radius 40 mil persegi.

Segala benda tak dikenal yang melewati kawasan tersebut akan ditangkap oleh peralatan yang dipasang di sebuah truk pengendali.

Di sini, semua informasi diolah, untuk menentukan apakah akan melakukan penangkalan ataupun sebaliknya.

Jika keputusan pencegatan diambil, maka data ini akan segera dikirimkan ke unit interceptor alias pencegat.

Yang akan meneruskan perintah untuk meluncurkan misil penangkal rudalyang sudah diprogram sedemikian rupa.

Sehingga sanggup mengenali ancaman tersebut.

Mereka mengklaim bisa meluncurkan rudal penangkal serangan dalam jumlah yang banyak sekaligus untuk mengantisipasi serangan roket yang lebih besar.

Tiap rudal yang diluncurkan Iron Dome, setidaknya menghabiskan anggaran sekitar USD 40 ribu.

Namun demikian, mereka menganggap, harga mahal itu sebanding dengan efektivitas yang ditunjukan sistem pertahanan rudal canggih ini.

Militer Israel bahkan mengklaim bahwa pihaknya berhasil melumpuhkan roket-roket yang diluncurkan Hamas.

Selain itu, sistem pertahanan rudal ini juga sanggup mengenali arah roket yang datang.

Jika mengarah ke wilayah padat penduduk, maka skema pencegatan segera dilakukan.

Lain halnya ketika roket mengarah pada wilayah yang tidak didiami penduduk.

Biasanya dibiarkan begitu saja lantaran tidak menimbulkan kerusakan dan korban.

Pengembangan sistem pertahanan rudal ini, tak terlepas dari peran serta Amerika Serikat.

Pada awal pengembangannya, pemerintahan AS yang saat itu masih dipimpin Barack Obama bahkan memberikan USD 200 juta untuk pengembangan sistem pertahanan rudal ini. (*)

Sumber: Bangka Pos
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas