Keji! Militer Israel Gunakan Senjata Mematikan ini untuk Halau Warga Palestina
Israel dilaporkan mulai menggunakan cara ekstrem untuk membubarkan paksa warga Palestina yang berunjuk rasa.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, RAMALLAH — Militer Israel dilaporkan mulai menggunakan cara ekstrem untuk membubarkan paksa warga Palestina yang berunjuk rasa.
Dilaporkan Bulan Sabit Merah via Al Jazeera, Rabu (20/12/2017), tentara Israel menggunakan peluru tajam dan peluru karet berlapis besi untuk menghalau para demonstran.
Akibatnya, tiga orang dikabarkan terluka terkena peluru tajam, 20 pengunjuk rasa terluka karena menerima peluru karet berlapis besi.
Sementara Bulan Sabit Merah melaporkan bahwa 40 orang harus dirawat setelah terkena gas air mata.
Jihad Barakat, seorang jurnalis lokal, mengatakan, militer dan polisi perbatasan menggunakan cara itu untuk mengusir 5.000 orang Palestina yang protes di sejumlah tempat.
Utamanya di wilayah Tepi Barat, seperti Hebron, Nablus, Bethlehem, dan Jericho.
Adapun titik massa terbesar berada di pos militer Qalandia yang menjadi perbatasan langsung Tepi Barat dengan Yerusalem.
"Dari Qalandia, militer Israel yang mengendarai jip menembakkan 30 peluru gas air mata sehingga wilayah tersebut penuh dengan asap," kata Barakat.
Satu warga Palestina dikabarkan terluka terkena peluru tajam aparat Israel.
Aksi Hari Kemarahan yang menjadi ungkapan protes pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel tidak hanya diikuti warga Palestina.
Sejumlah politisi juga ikut dalam unjuk rasa tersebut, di antaranya Menteri Kesehatan Jawad Awwad, salah satu pemimpin Hamas Jamal al-Taweel, dan juru bicara Fatah Osama Qawasmeh.
Aktivis lokal Mariam Barghouti menuturkan, kebanyakan para pengunjuk rasa berasal dari dari faksi Fatah.
Ancaman Amerika
Amerika Serikat mengancam pihak-pihak yang menentangnya dalam sidang status Yerusalem di kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa, beberapa hari silam.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.