Diduga Sakit Jiwa, Presiden Trump Terancam Dilengserkan
Pertanyaan mengenai kondisi kejiwaan Donald Trump telah beredar beberapa saat setelah dia dilantik menjadi presiden Amerika Serikat.
Editor: Hasanudin Aco
Senada dengan Trump, sejumlah orang mempertanyakan narasumber dalam buku Wolff. Mereka bertanya apakah Wolff sendiri yang menyaksikan perilaku Trump. Karena sangsi, mereka menyebut sebagian isinya bersumber dari gosip.
Apakah kondisi kejiwaan Trump sudah pernah dibahas?
Beberapa psikolog sebelumnya telah berspekulasi mengenai gejala-gejala kelainan jiwa yang mereka klaim ada pada perilaku Trump.
Ada sejumlah buku yang membahas topik tersebut setelah Trump dilantik, seperti The Dangerous Case of Donald Trump karya Bandy X Lee, Twilight of American Sanity karya Allen Frances, serta Fantasyland karya Kurt Andersen.
Bandy X Lee, selaku profesor bidang psikiatri dari Universitas Yale, mengatakan kepada sekelompok senator yang sebagian besar dari Partai Demokrat bahwa gangguan jiwa Trump "akan terungkap dan kita tengah melihat gejala-gejalanya".
Meski demikian, perlu diingat bahwa para penulis buku ini, termasuk Lee, belum pernah menangani Trump dan tidak pernah memeriksa kejiwaan Trump secara pribadi.
Kalaupun ada yang menangani Trump secara langsung, sosok itu akan terikat dengan standar etika serta undang-undang federal untuk tidak membeberkan kondisi pasien.
Mengapa kondisi kejiwaan Trump penting?
Jika Trump mengalami gangguan jiwa, dia bisa dilengserkan dari jabatannya sebagai presiden.
Sebagaimana dikemukakan dalam amandemen ke-25 pada Konstitusi AS, jika presiden dinilai "tidak sanggup menjalankan tugas dan kewenangannya", wakil presiden akan mengambil alih. Untuk melakukannya, kabinet Trump dan Wakil Presiden Mike Pence harus memulai proses pengambilalihan tersebut.
Namun, saat ini tidak ada tanda-tanda proses itu hendak dijalankan.
Apakah gangguan jiwa pernah dialami presiden AS sebelumnya?
Ya, beberapa presiden AS pernah mengalami gangguan jiwa. Misalnya, Abraham Lincoln yang mengidap depresi klinis.