Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Diduga Sakit Jiwa, Presiden Trump Terancam Dilengserkan

Pertanyaan mengenai kondisi kejiwaan Donald Trump telah beredar beberapa saat setelah dia dilantik menjadi presiden Amerika Serikat.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Diduga Sakit Jiwa, Presiden Trump Terancam Dilengserkan
WONKETTE.COM
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump 

Sejumlah pakar menilai perilaku ini bisa jadi disebabkan kondisi syaraf, seperti Alzheimer, atau bisa juga gejala umur yang menua.

Mereka yang berpendapat bahwa Trump sengaja menyembunyikan penurunan daya kerja otaknya, merujuk sejumlah kejadian ketika dia tampak tidak mampu mengendalikan gerakannya secara penuh.

Salah satu contoh ialah pada Desember lalu, saat dia menyampaikan pidato dan, secara janggal, mengangkat gelas dengan kedua tangan.

Contoh lain terjadi ketika dia terdengar mengucapkan sesuatu, namun tidak jelas. Gedung Putih mengklaim insiden itu disebabkan tenggorokan presiden sedang kering. Akan tetapi, beberapa pihak menduga ada sesuatu yang lebih serius.

Fungsi motorik seseorang diperintahkan oleh bagian depan otak yang seiring usia bertambah volumenya menyusut dan, dalam beberapa kasus, terdampak sejenis kepikunan yang langka bernama kepikunan frontotemporal.

Menurut Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS), kepikunan jenis itu memiliki serangkaian gejala, termasuk "bertindak impulsif atau tidak pantas", "terlihat egois atau tidak simpatik", "makan berlebihan", "perhatian mudah teralihkan", dan "kesulitan mengucapkan bunyi yang tepat saat menyampaikan kalimat".

Dugaan ini akan dibuktikan oleh tim kedokteran presiden, pekan depan, tatkala Trump menjalani pemeriksaan medis pertama sejak dilantik.

BERITA REKOMENDASI

Apakah kondisi kejiwaan presiden pantas digunjingkan?

Juru bicara Gedung Putih, Sarah Huckabee Sanders, mengecam pergunjingan soal kondisi kejiwaan presiden.

"Tindakan itu memalukan dan patut ditertawakan. Jika dia tidak sehat, dia tidak mungkin duduk di sini, tidak mungkin mengalahkan sekelompok kandidat Partai Republik paling kompeten selama ini," kata Sanders.

Sejumlah anggota parlemen dari Partai Republik menuding pergunjingan itu sebagai serangan partisan.

Duncan Hunter yang mewakili Negara Bagian California dan Mike Simpson yang mewakili Negara Bagian Idaho disebut "tertawa terbahak-bahak" pada Februari tahun lalu ketika diberitahu laman berita The Hill bahwa Partai Demokrat mempertanyakan soal kondisi kejiwaan Trump.


Namun, ada pula figur Partai Republik yang sependapat bahwa Trump mengalami gangguan jiwa.

Jeb Bush, saat masa kampanye pilpres 2016 lalu, mengatakan "orang itu perlu terapi" saat merujuk Trump. Kemudian Senator Bob Corker menyebut Trump tidak menunjukkan "stabilitas" yang diperlukan dalam mengemban tugas kepresidenan.

Lepas dari motivasi pergunjingan, Dr Allen Frances menyayangkan dampak pergunjingan terhadap mereka yang benar-benar mengalami gangguan jiwa.

"Perilaku buruk jarang menjadi pertanda gangguan jiwa, dan orang-orang yang mengalami gangguan jiwa jarang berperilaku buruk," ujarnya.

"Hinaan stigmatis bagi orang-orang yang mengalami gangguan jiwa untuk disatukan dengan Trump," tambahnya.

Sumber: BBC Indonesia
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas