Irak Butuh Rp 1.200 Triliun untuk Rekonstruksi
Hal ini diungkapkan oleh salah satu pejabat Irak dalam konferensi pers, Minggu (11/2/2018) lalu, waktu setempat.
Editor: Rachmat Hidayat
Laporan wartawan Brian Priambudi
TRIBUNNEWS.COM,KUWAIT- Tiga tahun pasca berperang dengan ISIS, Iran membutuhkan lebih dari $88 juta atau Rp 1.200 triliun. Hal ini diungkapkan oleh salah satu pejabat Irak dalam konferensi pers, Minggu (11/2/2018) lalu, waktu setempat.
Dijelaskan, pasca perang, Irak mengumpulkan pendonor dan investor untuk diskusi pembangunan kembali ekonomi dan infrastruktur yang hancur.Dilansir dari Reuters, bulan Desember lalu Irak menyatakan kemenangan dan merebut daerah yang dikuasai militan pada tahun 2014 dan 2015 lalu.
Direktur Jendral Kementerian Perencanaan Qusay Adulfattah mengatakan dibutuhkan sekitar Rp 315 triliun untuk jangka pendek dan lebih dari Rp 890 triliun untuk jangka menengah.
"Pembangunan kembali Irak adalah memulihkan harapan Irak, dan memulihkan stabilitas Irak adalah menstabilkan negara dan bagian dunia," Menteri perencanaan Salman al-Jumaili menambahkan.
Irak sedang mencari investasi atas 157 proyek yang akan dilaksanakan. Dijelaskan, 7 provinsi yang diserang mengakibatkan kerusakan atas 147.000 unit rumah. Pasukan keamanan dirugikan sebesar Rp 191 triliun dan kerugian sebesar Rp 136 triliun untuk ekonomi dan bertahun-tahun perkembangan yang hilang.
Pembangunan rumah, rumah sakit, sekolah, jalan, bisnis, dan telekomunikasi merupakan cara pemerintah menyediakan lapangan kerja.