China Siapkan Aksi Balasan untuk Presiden Trump, Sasarannya Ekspor Produk Pertanian AS
Untuk kacang kedelai, misalnya, para importir China sudah membangun jaringan di negara-negara seperti Brasil, Argentina dan Polandia.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Kontan, Agung Jatmiko
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Dihadapkan dengan serangan perdagangan yang meningkat dari Washington, China bersiap-siap untuk membalas dengan tarif yang ditujukan untuk basis dukungan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, termasuk pungutan yang menargetkan ekspor pertanian AS dari negara-negara bagian yang berbasis pertanian.
Mengutip Wall Street Journal, Rabu (21/3/2018), China akan cenderung menargetkan ekspor kedelai, sorgum, dan babi utuh AS, menurut orang-orang yang mengetahui masalah ini. Namun, mereka mengingatkan bahwa rencana tersebut dapat berubah berdasarkan pada apa yang diusulkan oleh administrasi Trump.
Rencana untuk tindakan pembalasan diajukan pada pertemuan bulan lalu yang diadakan oleh Kementerian Perdagangan China dengan importir produk pertanian AS, seperti China National Cereals dan Oils and Foodstuffs Corp.
Pada pertemuan tersebut, para pejabat Kementerian Perdagangan China mencari pandangan perusahaan tentang dampak penskalaan kembali impor pertanian AS.
Baca: Faisal Basri: Membangun Infrastruktur dengan Menerbitkan Surat Utang Bikin Ekonomi Tak Stabil
Baca: Kata Jokowi: Kritik Itu Penting Tapi Harus Pakai Data, Jangan Asbun
Sejak saat itu, perusahaan-perusahaan importir ini telah mencari sumber-sumber alternatif. Untuk kacang kedelai, misalnya, para importir sudah membangun jaringan di negara-negara seperti Brasil, Argentina dan Polandia.
Produk-produk pertanian ini dipilih lantaran berasal dari beberapa negara bagian yang punya andil penting dalam terpilihnya Trump sebagai presiden.
Pada saat yang sama, China juga membuka diri terhadap investasi asing. Pembukaan tersebut dapat mencakup penghapusan batas kepemilikan asing pada broker dan perusahaan asuransi China.