Tersangka Pembunuh 9 Orang di Jepang Akhirnya Ditangkap Polisi
Tersangka Takahiro Shiraishi (27) ditangkap dengan dugaan membunuh delapan dari sembilan korbannya, dan seorang pelajar SMA (17) di Saitama.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Tersangka Takahiro Shiraishi (27) ditangkap dengan dugaan membunuh delapan dari sembilan korbannya, dan seorang pelajar SMA (17) di Saitama.
Polisi Metropolitan Tokyo, Kamis (22/3/2018) menyatakan Takahiro Shiraishi adalah tersangka pembunuh 9 orang di apartemen di Zama Perfektur Kanagawa.
"Pelaku pembunuhan sembilan orang yang ditangkap Oktober tahun lalu, ditangkap kembali hari Kamis ini di rumahnya karena muncul dugaan kuat membunuh pelajar SMA wanita usia 17 tahun di Kota Saitama," ungkap sumber Tribunnews.com, Kamis (22/3/2018).
Baca: Janji Hadirkan Saksi dari London, Jaksa Jemput Paksa Syahrini 2 April
Pelaku mengakui telah membunuh sembilan orang yang kalau diadili nanti dipastikan dia akan hukuman mati.
Baca: Para Simpatisan Jaga Ketat Rumah Abah Anton Pasca Ditetapkan Tersangka
Di antara mereka, seorang gadis SMA usia 17 tahun di Kota Saitama keberadaannya tidak lagi diketahui sejak 30 September tahun lalu.
Sejak pukul 14.00 waktu Jepang komunikasi terakhir di ponselnya berhenti tak ada jawaban.
Baca: Kirim Foto Depan Pesawat ke Ibu, Kol Hanafie Batal Ajak Hj Salsih Piknik
Tersangka Shiraishi yang pernah 2 tahun bekerja di supermarket dan kemudian menjadi calo wanita panggilan, ditangkap polisi dan akan meminta para ahli jiwa untuk melakukan "verifikasi penahanan" guna melaksanakan evaluasi psikiatri kepadanya, melihat kemampuan tanggung jawab pidana sebagai bagian dari kebijakan penyelidikan.
Korban yang dibunuh berusia antara 15 tahun hingga 26 tahun, hanya satu korban pria, sisanya wanita.
Baca: Boleh Melihat Boneka Raksasa Nana-chan di Nagoya Jepang Tapi Jangan Lewat di Bawahnya
Tersangka menyatakan dirinya profesional dalam kegiatan bunuh diri.
"Kalau ada yang mau bunuh diri, kontak saya," tulisnya di berbagai media sosial.
Setelah para korban dikumpulkan, diberikan minuman beralkohol dan pil tidur lalu lehernya diikat tali hingga meninggal.