Selandia Baru Dikritik Karena Tak Ikut Usir Diplomat Rusia
Selandia Baru menghadapi kritik atas sikapnya tidak mengusir diplomat Rusia.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Selandia Baru menghadapi kritik atas sikapnya tidak mengusir diplomat Rusia.
Demikian dinyatakan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern dan Menteri luar negeri Winston Peters.
Sikap Selandia Baru ini bertentangan dengan gelombang pengusiran diplomat Rusia di sejumlah negara sebagai solidaritas dengan Inggris.
Sejauh ini sudah 27 negara di seluruh dunia mengumumkan akan mengusir diplomat Rusia dari negeri mereka.
Sikap tersebut diambil kebanyakan anggota Uni Eropa terkait kasus pembunuhan gelap mantan agen intelijen Rusia yang dilakukan Rusia di Inggris.
Baca: Rusia Berang Atas Langkah Negara-negara Barat Usir Semua Diplomatnya
Analis keamanan Paul Buchanan mengatakan Selandia mencoba untuk lari dari tanggung jawab mereka.
Karena itu sikap Selandira Baru tersebut telah membuat Selandia Baru jadi bahan tertawaan.
Dia mengingatkan Selandia Baru akan sikap negara-negara barat yang menendang para diplomat Rusia.
Sebelumnya diberitakan, Empat belas negara anggota Uni Eropa mengusir diplomat Rusia sebagai sikap atas kasus pembunuhan gelap mantan agen intelijen Rusia yang dilakukan Rusia di Inggris.
Demikian Ketua Dewan Eropa Donald Tusk menyampaikan kepada media, Senin (26/3/2018) di Varna Bulgaria.
Pada hari yang sama, Tusk tiba di Varna untuk menghadiri Pertemuan Puncak Uni Eropa-Turki.
Di Bandara Varna, ia mengatakan kepada media bahwa Dewan Eropa telah mengecam keras peristiwa peracunan mantan agen Rusia tersebut pada tanggal 22 Maret lalu.
Berkenaan dengan hal tersebut, Dewan Eropa memutuskan untuk memberikan tanggapan yang sama terhadap Rusia.
Dan kini, telah terdapat 14 negara anggota Uni Eropa yang memutuskan untuk melakukan pengusiran terhadap diplomat Rusia.
Pengusiran diplomat Rusia bukan hanya terjadi di Uni Eropa.
Amerika Serikat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) juga turut bersikap mengusir diplomat Rusia sebagai tanggapan atas serangan zat saraf terhadap mantan agen mata-mata ganda yang menetap di Inggris.
Mantan agen ganda Rusia di Inggris, Sergei Skripal dan putrinya Yulia, diserang dengan zat saraf di Salisbury, Inggris selatan, dan saat ini tengah menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Para pemimpin Uni Eropa pekan lalu mengatakan besar kemungkinan Rusia berada di balik serangan ini, namun pemerintah di Moskow menolak tuduhan tersebut. (AP/China Radio Internasional/BBC)