Serangan Militer Rusia Dituding Pakai Gas Beracun Telah Tewaskan 40 Orang
Laporan itu juga mengatakan para korban yang tewas menunjukkan tanda-tanda keracunan gas termasuk mulut berbusa
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktivis oposisi Suriah dan tim penyelamat mengatakan serangan gas beracun dilakukan militer di area yang dikuasai pemberontak di kota dekat ibukota telah menewaskan sedikitnya 40 orang.
Seperti dilansir dari AFP, serangan yang dituduhkan terjadi di kota Douma pada Sabtu malam (7/4/2018) di tengah serangan kembali oleh pasukan pemerintah Suriah setelah runtuhnya gencatan senjata.
Tim penyelemat melaporkan serangan gas beracun tersebut membuat 40 orang mati lemas.
Laporan itu juga mengatakan para korban yang tewas menunjukkan tanda-tanda keracunan gas termasuk mulut berbusa.
Sejauh ini, penghitungan jumlah korban masih terus dilakukan.
Sebab, laporan yang beredar masih tidak menunjukan jumlah yang sama.
Medis Suriah American Society, organisasi bantuan, mengungkapkan 41 orang tewas dan ratusan lainnya terluka.
Sementara itu Observatorium Suriah untuk hak asasi manusia mengatakan setidaknya 80 orang tewas di Douma pada hari Sabtu.
Termasuk sekitar 40 orang yang meninggal akibat mati lemas.
Pemerintah Suriah, dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan kantor berita SANA, sangat menyangkal tuduhan tersebut.
Malah balik menuding itu rekayasa dari para pemberontak.
"Tentara, yang maju dengan cepat dan dengan tekad yang kuar, tidak perlu menggunakan senjata berbahan kimia," demikian pernyataan pemerintah Suriah.
Pasukan pemerintah Suriah melanjutkan serangan mereka di Douma yang dikuasai pemberontak pada hari Jumat sore setelah 10 hari gencatan senjata runtuh atas ketidaksepakatan mengenai evakuasi pejuang tentara ISIS. (AP/AFP)