Dewan Keamanan PBB Diminta Gelar Sidang Darurat Bahas Serangan Amerika Cs Ke Suriah
Selain itu dia mendorong negara-negara di dunia untuk menahan diri agar serangan tersebut tidak bereskalasi menjadi perang panas antar-negara.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana menilai Dewan keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) harus segera menggelar sidang darutat membahas serangan Amerika Serikat, Inggris dan Prancis ke Suriah.
Selain itu dia mendorong negara-negara di dunia untuk menahan diri agar serangan tersebut tidak bereskalasi menjadi perang panas antar-negara.
Baca: Inggris Siap Ladeni Serangan Cyber Rusia
"Meminta Dewan Keamanan PBB untuk secepatnya mengadakan sidang darurat untuk membahas permasalahan ini," ujar Hikmahanto kepada Tribunnews.com, Minggu (15/4/2018).
Ia juga mengapresiasi sikap Pemerintah Indonesia atas serangan udara AS, Inggris dan Perancis ke Suriah.
Pemerintah Indonesia melalui pernyataan yang disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyampaikan keprihatinannya atas perkembangan yang terjadi di Suriah, dimana Amerika Serikat (AS) yang didukung oleh Inggris dan Perancis telah menyerang sejumlah wilayah di Damaskus dan Homs, Sabtu (14/4) dini hari waktu setempat.
Sebelumnya, Minggu lalu, Indonesia telah menyampaikan kecaman keras atas penggunaan senjata kimia di Suriah oleh pihak manapun dalam konflik di negara tersebut.
“Indonesia mengimbau agar semua pihak menahan diri dan mencegah terjadinya eskalasi memburuknya situasi di Suriah,” bunyi pernyataan Menlu Retno Marsudi, Sabtu (14/4/2018) sore.
Indonesia, lanjut Menlu, mendesak kepada semua pihak untuk menghormati nilai dan hukum internasional, khususnya piagam PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) mengenai keamanan dan perdamaian internasional.
Indonesia juga meminta semua pihak untuk menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat sipil, terutama wanita dan anak-anak harus selalu merupakan prioritas.
“Indonesia kembali menekankan pentingnya penyelesaian konflik di Suriah secara komprehensif melalui negosiasi dan cara-cara damai,” tegas Menlu.
Sebagaimana diketahui, AS, Inggris dan Prancis meluncurkan serangan udara ke Suriah sebagai respons atas dugaan penggunaan senjata kimia di kota Douma pada 7 April lalu.
Serangan udara itu digelar setelah Presiden AS Donald Trump pada Jumat (13/4/2018) malam akhirnya memerintahkan serangan terhadap Suriah.
Langkah tersebut diikuti PM Inggris Theresa May dan Presiden Perancis Emmanuel Macron yang yakin hanya serangan militer yang bisa menghentikan rezim Assad menggunakan senjata kimia di masa depan.(*)