Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemimpin Negara-negara Arab Desak Investigasi Penggunaan Senjata Kimia di Suriah

Deklarasi yang diumumkan seusai pertemuan itu menyatakan, pihak negara-negara Arab sedang memperhatikan aksi yang dilakukan negara Barat di Suriah.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Pemimpin Negara-negara Arab Desak Investigasi Penggunaan Senjata Kimia di Suriah
Associated Press
Seorang tentara Suriah tengah mengabadikan foto reruntuhan gedung yang diduga merupakan pusat penelitian senjata kimia, usai serangan udara yang dilancarkan Amerika Serikat, Perancis dan Inggris ke Suriah 

TRIBUNNEWS.COM, DAMASKUS -  Pemimpin negara-negara Arab mengimbau masyarakat internasional untuk melakukan investigasi independen terhadap peristiwa serangan senjata kimia Suriah.

Demikian diserukan pada Minggu (15/4/2018) dalam pertemuan Puncak Liga Arab digelar di Zahran, Arab Saudi Timur selama 1 hari.

Deklarasi yang diumumkan seusai pertemuan itu menyatakan, pihak negara-negara Arab sedang memperhatikan aksi yang dilakukan negara Barat di Suriah.

Pihaknya mengecam tegas penggunaan senjata kimia terhadap rakyat Suriah.

Baca: Putin: Dunia akan Kacau, Jika negara Barat terus Serang Suriah

Sementara itu, deklarasi tersebut juga mengimbau masyarakat internasional untuk melakukan investigasi indipenden terhadap peristiwa "Serangan senjata kimia".

Deklarasi tersebut juga menekankan kembali perlunya penyelesaian masalah Suriah melalui jalur politik, dan mengimbau seluruh tentara asing mundur dari wilayah Suriah untuk melindungi kedaulatan dan kemerdekaan, serta keutuhan wilayah Suriah.

Berita Rekomendasi

Sebagaimana diketahui, AS, Inggris dan Prancis meluncurkan serangan udara ke Suriah sebagai respons atas dugaan penggunaan senjata kimia di kota Douma pada 7 April lalu.

Serangan udara itu digelar setelah Presiden AS Donald Trump pada Jumat (13/4/2018) malam akhirnya memerintahkan serangan terhadap Suriah.

Langkah tersebut diikuti PM Inggris Theresa May dan Presiden Perancis Emmanuel Macron yang yakin hanya serangan militer yang bisa menghentikan rezim Assad menggunakan senjata kimia di masa depan.

Di tempat berbeda Presiden Rusia Vladimir Putin, Sabtu (14/4/2018), mengatakan bahwa serangan AS dan sekutunya ke Suriah melanggar piagam PBB dan hukum internasional.

"Washington menggelar agresi terhadap sebuah negara berdaulat yang berada di garis depan perang melawan terorisme," kata Putin.

"Serangan sekutu ini tidak mendapat mandat dari DK PBB serta melanggar piagam PBB dan prinsip-prinsip hukum internasional," Putin menegaskan.
Tak hanya itu, lanjut Putin, meningkatnya eskalasi krisis Suriah memberi dampak buruk bagi seluruh sistem hubungan internasional.

"Dengan menggunakan kekerasan, Washington hanya makin mendorong gelombang baru pencari suaka dari Suriah dan kawasan ini," tambah Putin.

Sementara itu, Rusia menyerukan pertemuan darurat DK PBB untuk membahas serangan AS dan sekutunya terhadap Suriah. AS yang disokong Inggris dan Perancis menggelar serangan udara terhadap sejumlah sasaran strategis di Suriah.

Serangan udara ini digelar sepekan setelah militer Suriah diduga melakukan serangan senjata kimia terhadap kota Douma, yang terletak 10 kilometer dari Damaskus.

Serangan koalisi ini digelar beberapa jam sebelum tim dari Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) dijadwalkan datang ke kota Douma untuk melakukan investigasi.(China Radio International/Russia Today) 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas