Rusia Today Hadapi Tujuh Penyelidikan Baru Terkait Kasus Peracunan Skripal
Ofcom menyampaikan telah memantau RT secara intensif sejak berita mengenai kasus tersebut disiarkan ke publik.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Russia Today (RT), saluran berita yang didukung Kremlin dan disiarkan di Inggris itu tengah menghadapi tujuh penyelidikan baru setelah Ofcom melihat peningkatan secara signifikan terkait potensi adanya konten bermasalah sejak kasus peracunan terhadap Sergei Skripal dan putrinya, Yulia.
Ofcom menyampaikan telah memantau RT secara intensif sejak berita mengenai kasus tersebut disiarkan ke publik.
Dan kini Ofcom tengah memeriksa sejumlah saluran media yang berpotensi melanggar Undang-undang Penyiaran tentang keberpihakan, namun tidak semua kasus harus terkait dengan serangan di Salisbury.
Dikutip dari laman The Guardian, Jumat (20/4/2018), regulator siaran Inggris itu menyatakan jika dalam hasil kesimpulan dalam penyelidikan tersebut terdapat pelanggaran, maka lisensi saluran RT yang beroperasi di Inggris akan dicabut.
"Sejak peristiwa di Salisbury, kami telah mengamati peningkatan yang signifikan dalam jumlah siaran program yang kami anggap berpotensi melanggar kode penyiaran," kata regulator tersebut yang berjanji untuk mempublikasikan kesimpulan penyelidikan itu sesegera mungkin.
"Pada akhirnya, kami dapat memutuskan bahwa lisensi harus dicabut karena pemegang lisensi tidak melakukan hal yang tepat pada dasar kepatuhan penyiaran,".
Baca: Bos Miras Dibekuk Usai Urai Keterangan Sang Istri, Miliki Kebun Sawit 29 Hektare
Pejabat Intelijen Inggris telah menyimpulkan bahwa sangat mungkin Rusia bertanggungjawab atas serangan Salisbury, yang akhirnya mendorong belasan negara mengusir Diplomat Rusia karena sikap solidaritas mereka terhadap Inggris.
Namun Moskow membantah keras tudingan keterlibatan atas serangan tersebut.
Kemudian, sesaat setelah serangan itu, ada panggilan dari anggota parlemen Inggris untuk RT.
Tom Tugendhat, Ketua Komite Pemilihan Umum Urusan Luar Negeri Inggris, menyebut RT sebagai 'agen musuh' yang melakukan peperangan informasi.
Baca: IIMS 2018 Kian Meriah, Motor Kustom Milik Gibran-Jokowi Ikut Mejeng
Sedangkan mantan Menteri Perburuhan Inggris Chris Bryant, sempat menanyakan, "Apa bisa kita menghentikan Rusia? Yang sekarang menyiarkan propagandanya di negara ini?,".
Ofcom mengatakan bahwa pihaknya menganggap operator saluran berita tersebut, TV Novosti, pada akhirnya dikendalikan oleh pemerintah Rusia.
Oleh karena itu Ofcom akan mempertimbangkan untuk memutuskan apakah perusahaan tersebut layak untuk memegang lisensi penyiaran di Inggris.
RT telah dinyatakan bersalah atas 15 pelanggaran kode Ofcom sejak 2012 lalu, yang menurut regulator Inggris itu, angka tersebut bukan merupakan jumlah yang luar biasa tinggi untuk saluran berita.
Sebagian besar pelanggaran terkait dengan kurangnya ketidakberpihakan tentang cakupan kebijakan luar negeri Rusia, terutama terkait perang di Suriah dan Ukraina.