Tingkat Produksi Sumber daya Manusia Indonesia Masih Sangat Rendah Saat Ini Dibandingkan Jepang
Tingkat SDM Indonesia terutama produktivitas kerjanya memang masih sangat rendah dibandingkan Jepang.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Tingkat produktivitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia saat ini masih sangat rendah dibandingkan dengan Jepang dan perlu upaya keras menaikkan kualitas SDM tersebut.
"Tingkat SDM Indonesia terutama produktivitas kerjanya memang masih sangat rendah dibandingkan Jepang. Memang satu hal pasti salary meningkat tetapi belum berjalan sejajar dengan kenaikan tingkat produktivitasnya," papar Ketua Umum Kamar dagang dan industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani (49) khusus kepada Tribunnews.com sore ini, Jumat (20/4/2018).
Walaupun sejak tahun lalu ada formulia kenaikan wages, namun kenyataan di lapangan kami melihat produktivitas SDM Indonesia memang masih sangat rendah, tambahnya.
"Labor force Indonesia 131 juta dan sekitar 50 juta di antaranya dengan pendidikan hampir 50% adalah lulusan Sekolah Dasar saja. Sebanyak 12% atau 13% yang lulusan Universitas. Jadi kalau melihat struktur tersbeut perlu diluncurkan pendorong peningkatan skill labor atau naik kelas gitulah supaya bisa lebih baik lagi kualitasnya."
Itulah sebabnya Kadin sejak Desember 2016 membuat program vocational training education yang ditangani bersama-sama dengan pemerintah Indonesia.
"Kini kita mencoba mendorong ke pemerintah supaya lebih banyak lagi partisipasi sebanyak mungkin pengusaha untuk dapat insentif fiscal 200%."
Hal tersebut, tambahnya sudah diajukan proposalnya ke kementerian keuangan dan juga ditinjau oleh kementerian perindustrian untuk insentif fiskal.
"Kita berharap dapat insentif 200% pada fiskal untuk yang mengikuti berpartisipasi ke dalam program vacational dan insentif 300% bagi yang mengikuti program bisnis dan development," tekannya lagi.
Proposal tersebut diharapkan dapat diterima oleh pemerintah Indonesia demi pembangunan dan pengembangan kualitas SDM Indonesia sendiri nantinya.
Dengan Jepang, hubungan yang terbangun saat ini juga sudah baik. Namun penelitian JBIC (Bank kerjasama internasional Jepang) tahun 2013 yang menempatkan Indonesia sebagai nomor satu tempat tujuan investasi Jepang kini malah nomor lima.
"Artinya saat ini ada sesuatu yang kurang pada Indonesia sehingga investor Jepang tidak melihat Indonesia sebagai target utama investasinya."
Itulah sebabnya Rosan melihat adanya pekerjaan rumah bagi Indonesia saat ini agar Indonesia bisa kembali menjadi nomor satu lagi sebagai tempat menarik untuk investasi.
"Indonesia-Jepang juga punya long histori serta kemistri lama yang akan membawa pertumbuhan sustainable termasuk menciptakan semakin banyak lapangan pekerjaan di Indoensia dengan masuknya investasi Jepang ke Indonesia."
Pekerjaan rumah Indonesia juga bukan hanya SDM tetapi juga soal pajak, permit atau perijinan serta kepastian hukum.
Perpajakan baru memang ada revisi tax holiday keuangan dan berharap bisa ada pemasukan negara yang lebih baik pula.
"Kita coba mempermudah diri bagi investasi asing. Upaya yang ada harus menunjang segala lini tidak hanya dependen pada domestik saja. Berkesinambungan harus ada investasi dan ekspor yang baik di masa depan."
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.