Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Seorang Politisi di Irak Mengaku sebagai Nabi Agar Terpilih Jadi Anggota Dewan

Banyak cara dilakukan seorang politisi untuk meraup sebanyak-banyaknya suara dalam pemilihan umum.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Seorang Politisi di Irak Mengaku sebagai Nabi Agar Terpilih Jadi Anggota Dewan
Al Arabiya
Inilah spanduk politisi Irak, Yasser Nasser Hussein yang mencalonkan diri menjadi anggota parlemen lewat pemilu 12 Mei mendatang. 

TRIBUNNEWS.COM, BAGHDAD - Banyak cara dilakukan seorang politisi untuk meraup sebanyak-banyaknya suara dalam pemilihan umum.

Salah seorang politisi yang bertarung dalam pemilihan umum Irak di provinsi Dhi Qar bahkan mengaku sebagai nabi agar bisa meraup suara.

Menurut media setempat, pria bernama Yasser Nasser Hussein itu memasang spanduk lengkap dengan foto dan laimat yang mengklaim dirinya adalah seorang nabi dan pemimpin negara.

Alhasil, bukannya suara yang diperoleh tetapi Yasser malah berurusan dengan aparat berwajib yang kemudian menangkap sang politisi.

Baca: Ibunya Idap Kanker Payudara Stadium 3, Ini Pesan Menyentuh Sang Anak

Namun, dalam pemeriksaan Yasser menolak memberi pernyataan kecuali interogasi dihadiri hakim yang menjalankan investigasi resmi.

Asisten direktur KPU provinsi Dhi Qar, Rafid al-Zaidi membantah pihaknya sudah mendapatkan informasi terkait masalah "klaim nabi" ini.

Berita Rekomendasi

Dia menambahkan, kantor KPU kota Nasiriyah juga tidak menerima pemberitahuan soal penangkapan atau spanduk yang dipasang Yasser tersebut.

Analsi politik Hussein al-Hasnawi mengatakan, sistem politik Irak memasikan setiap warga berhak mencalonkan diri menjadi anggota parlemen.

Namun, para kandidat harus memenuhi sejumlah syarat yang ditentukan mulai dari syarat legal, administratif, dan judisial.

Hasnawi menambahkan, diterimanya seseorang sebagai kandidat bukan berarti dia kebal hukum.

Terdapat kondisi yang bisa mengakibatkan seorang kandidat bida dicoret jika melakukan pelanggaran.

Lebih jauh Hasnawi mengakui sejumlah kandidat menggunakan metode yang aneh untuk meraup suara yang bisa saja melanggar norma publik.

Jika hal itu terjadi maka seorang kandidat bisa kehilangan kesempatan untuk mengikuti dan memenangkan pemilu.

Pemilu Irak dijadwalkan digelar pada 12 Mei mendatang dengan sebanyak 6.000 orang mencalonkan diri sebagai anggota parlemen negeri itu.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Demi Raup Suara dalam Pemilu, Politisi Irak Mengaku Sebagai Nabi"
Penulis : Ervan Hardoko

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas