TRIBUNNEWS.COM - Seorang pria telah hidup dengan tumor yang seberat hampir tiga batu selama 30 tahun terakhir dan dokter menyebut ia akan meninggal jika tumor itu tidak dikeluarkan.

Dilansir Tribunnews.com dari Mirror pada Rabu (2/5/2018), tumor besar di leher K Palanisami memengaruhi cara berbicara dan pergerakannya saat berjalan.

Hal ini juga membatasi gerakan kepala pria berusia 42 tahun dan kemampuannya untuk meninggalkan rumah.

Dia telah menjalani hidup dengan tumor yang tumbuh besar di leher, lengan, dan tubuhnya sejak ia berusia 12 tahun.

BACA: Viral Video Polisi Pukul Seorang Perempuan, Ini Penjelasan Polri

Tumor-tumor itu tumbuh secara substansial sejak itu dan sekarang ia memiliki lima tumor kecil lainnya yang tumbuh di bagian tubuh lainnya.

Palanisami dibesarkan di keluarga miskin yang tinggal di Desa Podarankadu, Tamil Nadu, India, yang berjarak bermil-mil jauhnya dari rumah sakit manapun.

"Hidupnya normal sampai ia berusia 12 tahun," kata K Sivasami, kakak laki-lakinya.

"Kemudian tumor kecil mulai tumbuh di tubuhnya," tambahnya.

"Ayah saya Kailas, membawanya ke dokter di Dharmapuri dan Chennai, tetapi mereka mengatakan bahwa tumor itu tidak berbahaya dan tidak akan memengaruhinya," kata sang kakak.

"Para dokter juga mengatakan bahwa jika prosedur pembedahan harus dilakukan untuk mengangkat tumor dan bisa menjadi fatal baginya,"

"Karena desa kami terletak di perbukitan dan karena kami tidak memiliki banyak dana untuk berpergian ke kota-kota yang jauh untuk mencari bantuan medis, kami tidak terlalu memerhatikan kondisinya,"

"Tapi sekarang tumor telah tumbuh menjadi besar dan memengaruhi kehidupannya sehari-hari,"

Palanisami memiliki tiga saudara laki-laki dan satu saudara perempuan, tetapi tidak ada nggota keluarga yang menderita hal serupa seperti dia.

"Setelah kematian ayah saya, kami berdua bersaudara dan istri kami merawatnya,"

VIRAL: 2 Tahun Lebih di Penjara, Kabar Mengejutkan Datang dari Saipul Jamil, Sekarang Penampilannya Berubah

Palanisami dirawat di rumah sakit di Dharmapuri tetapi dokter yang bingung tidak dapat menjelaskan tumor dari hasil X-ray dan tes darahnya.

(Tribunnews.com/Natalia Bulan Retno Palupi)