Tempat Judi di Jepang Bergambar Wanita Berjilbab Akhirnya Tutup
Toko judi Pachinko, permainan seperti Pinball, dengan bola-bola besi kecil itu telah ditutup.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Jepang dikenal sebagai negara bebas dan bisa dikatakan tidak punya agama, mayoritas ke aliran kepercayaan Shinto.
Tak heran penggunaan gambar bukan dari budaya negaranya, seperti wanita berjilbab, jadi gambar utama sebuah tempat judi Pachinko di Jepang.
"Pachinko itu sudah tutup belum lama ini," ungkap Takahashi seorang penduduk sekitar ketika Tribunnews.com mengunjungi tempat itu, Sabtu (26/5/2018) pagi.
Toko judi Pachinko, permainan seperti Pinball, dengan bola-bola besi kecil itu telah ditutup.
Tampak kertas pengumuman dipasang di pintu masuk menuliskan telah tutup tidak akan dibuka lagi karena bangkrut.
Baca: Musuh Koruptor Itu Tak Lagi Bergelut di Dunia Advokat, Dia Pilih Beternak Kambing di Kampung Halaman
Pachinko itu berada di Jimboharamachi, Kamisato, Kodama-gun, Perfektur Saitama Jepang.
Bentuknya rumah kerucut sampai ke bawah dekat tanah atapnya dan juga ada tower bola dunia melambangkan Welcome untuk semua orang masuk ke dalamnya.
Namun yang paling menarik adalah gambar lambang Pachinko itu yang menampilkan wanita berjilbab yang jadi perbincangan dan viral bagi warga Jepang.
"Aneh memang Pachinko tersebut pakai gambar wanita berjilbab. Citra Arab dan Islam tampak kuat di situ tapi yang punya saya tahu orang Jepang bukan pemeluk Islam," tambahnya.
Pachinko yang bangkrut dan tutup itu disindir pula dalam obrolan warga Jepang.
"Karena kualat pakai gambar jilbab, toko judi itu jadi haram tuh makanya bangkrut," tulis Watanabe seorang warga Jepang dalam chattingnya.
Baca: Mimpi Sang Ibunda Bantu Polisi Temukan Jasad Grace Terbungkus Karung di Kebun Singkong
"Benar juga mungkin ya," tambah Takahashi sambil tertawa kepada Tribunnews.com.
Fenomema Arab dan Islam memang semakin kuat di Jepang dengan semakin banyak label halal beredar di Jepang saat ini.
Namun kebanyakan label halal tersebut berasal dari Malaysia yang masih kurang dapat dipercaya seperti hasil penelitian Tribunnews.com kepada lima restoran halal di Jepang belum lama ini.
Ternyata di tempat pencucian perangkat makanan dicampur antara yang halal dan yang haram.