Pangeran yang Beli Lukisan Leonardo da Vinci Ditunjuk oleh Raja Arab sebagai Menteri Kebudayaan
Arab Saudi telah mengumumkan perombakan kabinetnya itu dengan fokus yang menitikberatkan pada kebudayaan.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, RIYADH - Raja Arab Saudi, Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud menyebutkan nama seorang Pangeran yang terkait dengan pembelian lukisan Leonardo da Vinci tentang Yesus, sebagai Menteri Kebudayaan negaranya.
Arab Saudi telah mengumumkan perombakan kabinetnya itu dengan fokus yang menitikberatkan pada kebudayaan, saat kerajaan tersebut mengalami perombakan besar.
Langkah yang diambil pada Sabtu kemarin merupakan perubahan kedua yang dilakukan secara signifikan oleh pemerintah negara itu sejak penunjukkan putra mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS) sebagai pewaris tahta pada Juni 2017 lalu.
Baca: Tak Peduli Ancaman Raja Arab, Rusia Tetap Ngotot Jual Rudal S-400 ke Qatar
Dilansir dari laman Al Jazeera, Minggu (3/6/2018), dalam keputusan kerajaan yang dilakukan pada Sabtu kemarin oleh kantor berita negara itu, yakni SPA, Raja Salman memerintahkan pembentukan Kementerian Kebudayaan baru.
Ia pun menunjuk seorang Pangeran yang terkait dengan pembelian lukisan Leonardo da Vinci tentang Yesus untuk memimpin kementerian baru tersebut.
Pangeran yang baru saja ditunjuk itu bernama Badr bin Abdullah dan ia dijuluki oleh media The New York Times sebagai pembeli misterius 'Salvator Mundi' da Vinci yang memecahkan rekor senilai $ 450 juta untuk lelang pada tahun lalu.
The Wall Street Journal kemudian melaporkan bahwa Pangeran tersebut melakukan hal itu atas nama sang pewaris tahta, MBS.
Pihak museum Louvre Abu Dhabi mengatakan bahwa lukisan religius itu dimiliki oleh otoritas Emirat dan akan dipajang di museum itu.
Pangeran Badr, pada April lalu baru saja diangkat menjadi bagian dari lembaga yang baru saja dibentuk, Dewan Otoritas Budaya Umum.
Ia menempati sejumlah jabatan teratas, mulai dari Gubernur komisi untuk mengembangkan tujuan wisata sejarah di kawasan Utara negara tersebut.
Hingga Ketua Grup Riset dan Pemasaran Arab Saudi, yang terkait erat dengan cabang bisnis keluarga Raja Salman.
Perlu diketahui, Arab Saudi selama beberapa dekade, memang telah menggabungkan Kementerian Kebudayaan dan Informasinya.