'Bom Setelah Pelukan Perdamaian', Jumlah Korban Tewas Akibat Serangan di Afghanistan jadi 36 Orang
Warga sipil, pasukan keamanan dan anggota Taliban termasuk di antara korban ketika warga merayakan hari kedua Idulfitri di sisi timur negeri itu
Penulis: Yudie Thirzano
TRIBUNNEWS.COM - Jumlah korban tewas akibat ledakan bom bunuh diri di kawasan Provinsi Nangarhar, Afghanistan Sabtu (16/6/2018) bertambah.
Al Jazeera melalui situsnya melaporkan pada Minggu (17/6/2018) sore WIB jumlah korban tewas mencapai 36 orang dan 65 luka-luka.
Kabar sebelumnya menyebutkan 21 orang tewas dan 41 orang terluka akibat serangan bom bunuh diri di masa genjatan senjata.
AP News pada Minggu (17/6/2018) memberitakan, kejadian itu bersamaan dengan libur Hari Raya Idul Fitri di mana gencatan senjata Taliban selama 3 hari sedang berlaku.
Menurut Juru Bicara Pemerintahan Provinsi Nangarhar Attaullah Khogyani, serangan itu terjadi di distrik Rodat, sekitar 25 km dari Jalalabad.
Warga sipil, pasukan keamanan dan anggota Taliban termasuk di antara korban ketika warga merayakan hari kedua Idulfitri di sisi timur negeri itu.
Wartawan Al Jazeera dari ibukota Afghanistan, Kabul, menggambarkan pemboman itu sebagai "ledakan yang amat merusak" terhadap "pertemuan" yang belum pernah terjadi sebelumnya antara Taliban dan pasukan keamanan Afghanistan di Jalalabad".
Diberitakan Tribunnews.com, Kepala Polisi Provinsi Nangarhar Ghulam Sanayee Stanikzai mengatakan ledakan dahsyat itu tak terpikirkan sebelumnya, seiring pasukan militan tanpa senjata memasuki ibu kota Kabul, Afghanistan untuk merayakan Idulfitri.
Bom Setelah Pelukan Perdamaian
Dalam peristiwa yang beberapa hari lalu kelihatan mustahil, para anggota Taliban Afghanistan tampak berpelukan dengan para anggota pasukan keamanan Afghanistan di tengah gencatan senjata tiga hari yang diberlakukan untuk menandai Idul Fitri.
Presiden Ashraf Ghani telah memperpanjang gencatan senjata sepihak dan menyerukan kepada Taliban untuk melakukan hal yang sama. Halaman selanjutnya