Begini Prosedur Sekolah Di Jepang Apabila Ada Kasus Penembakan Di Sekitarnya
Setelah pelaku menusuk seorang polisi hingga tewas serta menembak seorang satpam hingga meninggal, polisi segera berkomunikasi dengan sekolah Okuda.
Editor: Adi Suhendi
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kasus penembakan yang terjadi, Selasa (26/6/2018) siang di kota Toyama Jepang diantisipasi cepat pihak sekolah dasar Okuda di daerah Hisakatacho Toyama.
Setelah pelaku menusuk seorang polisi hingga tewas serta menembak seorang satpam hingga meninggal, polisi segera berkomunikasi dengan sekolah Okuda.
Kepala sekolah Okuda setelah menerima email sekitar jam 14:30 dari polisi, langsung mengibarkan bendera kuning kepada stafnya tanda bahaya datang dan pihak sekolah segera memblokir sekolah, mengunci semua pintu dari dalam, termasuk mengunci jendela ruangan dari dalam sekolah.
Baca: Palsukan Data Dana Kesejahteraan Sosial, 17 Pegawai Pemda Di Jepang Ditindak Tegas
Para murid sekolah dasar (SD) dikumpulkan jadi satu dan dibimbing para guru.
Tidak ada panik dan semua mendapat penjelasan lengkap dari guru untuk menenangkan mereka.
"Daijoubu yo (tidak apa apa kok)," ungkap para guru yang memotivasi para pelajar SD tersebut.
Lalu pihak sekolah segera mengirimkan email kepada semua orangtua murid untuk menjemput anak-anaknya ke sekolah tersebut.
Baca: Seorang Pemuda Di Jepang Tusuk Polisi Hingga Tewas Lalu Rampas Pistol Dan Bunuh Seorang Satpam
"Saya dapat email untuk segera menjemput anak. Tetapi sesampai di sekolah tak bisa masuk, diblokir semua pintu termasuk pintu belakang sekolah juga ditutup rapat tak boleh ada yang akses masuk oleh para petugas polisi," kata seorang ibu yang anaknya ada di dalam sekolah Okuda tersebut.
Prosedur selanjutnya pihak sekolah yang mendapat email lagi dari kepolisian Toyama puku 14:33 menuliskan bahwa pelaku pembunuhan sedang menyerang pihak polisi dan satpam.
Email ketiga dari kepolisian pukul 14:47 menuliskan bahwa pihak kepolisian telah menangkap pelaku pembunuhan yang langsung dibawa ke kantor polisi perfektur Toyama.
Ternyata pelaku pembunuhan, Keita Shimazu (21) yang berdomisili di Tateyama Toyama, mantan anggota pasukan bela diri Jepang (SDF) dari pangkalan kanagawa yang bekerja mulai tahun 2015 tetapi telah keluar dari SDF.
Sekitar pukul 16:00 para orangtua akhirnya boleh masuk akses ke dalam sekolah dan menjemput anak masing-masing, pulang dengan dimonitor ketat para polisi Toyama di sekitar sekolah.
Polisi masih mencari tahu alasan atau motif pembunuhan tersebut.