Pelatih 12 Anak yang Terjebak di Gua Hidup Sebatang Kara, Dapat Sambutan Hangat saat Berhasil Keluar
Ekapol merupakan asisten pelatih ke-12 anak yang ikut terjebak di dalam gua saat air hujan menutup akses jalan keluar.
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Berhasilnya misi penyelamatan 12 anak Thailand dan satu pelatih sepak bola mereka yang terjebak di Gua Tham Luang Nang Non, menyisakan bahagia juga bangga seluruh masyarakat dari penjuru negeri.
Selain menaruh rasa bangga pada para pejuang baik penyelam, relawan dan banyak masyarakat yang terlibat, dunia juga memberi penghargaan setinggi-tingginya pada seseorang yang paling dewasa dan juga paling terakhir diselamatkan .
Ia adalah Ekapol Chantawong. Ekapol merupakan asisten pelatih ke-12 anak yang ikut terjebak di dalam gua saat air hujan menutup akses gua sehingga ia dan ke-12 anak-anaknya tak bisa keluar selama kurang lebih 17 hari.
Masyarakat luas, khususnya Thailand memberi sambutan hangat pada Ekapol yang berhasil diselamatkan.
Ekapol mungkin jadi satu-satunya korban yang tidak disambut hangat oleh keluarganya lantaran ia merupakan pria 25 tahun yatim-piatu.
Meski tak disambut keluarga, Ekapol mendapat banyak apresiasi.
Ekapol membawa anak-anaknya untuk melakukan susur Gua. Namun nahas, ia dan ke-12 anaknya justru terperangkap dan tak bisa keluar karena hujan deras yang membuat akses jalur keluar masuk tertutup.
Ia jadi pelindung dan rela memberikan seluruh bekal bawaannya agar ke-12 anaknya tetap bisa bertahan sampai ada bantuan.
Bayangkan saja, Ekapol pasti menjadi orang yang sangat lemah dan juga lapar, tetapi ia bertanggung jawab untuk memberi semangat juga dorongan untuk 12 anak.
Ia juga berjasa mengajari 12 anaknya bermeditasi supaya mereka mampu menghemat energi sampai berhasil keluar dari Gua.
Saat mengirimkan surat kepada orangtua ke-12 anak didiknya. Ia juga turut menuliskan surat sebagai permintaan maaf.
"Saya berjanji untuk merawat anak-anak dengan baik. Terimakasih dan saya minta maaf," tulisnya di secarik kertas.
Salah satu ibu dari korban bernama Pornchai Khamluang justru tak menganggap Ekapol bersalah.
"Jika dia (Ekapol) tak pergi bersama mereka, apa yang akan terjadi pada anak saya?" tuturnya mengapresiasi jasa baik dan pengorbanan asisten pelatih anaknya tersebut.