Pesta Festival Awa Odori di Jepang Berlangsung Sukses Meski Panitia Merugi 436 Juta Yen
Festival besar Awa Odori berjalan lancar meski panitia penyelenggara merugi 436 juta yen.
Editor: Dewi Agustina
Namun yang pasti Endo berusaha memikirkan untuk mengembalikan utang-utang tersebut dan kemarin ikut pula memeriahkan acara, turun jadi salah stau penari di acara festival tersebut.
Festival Awa Odori ini sudah berlangsung sedikitnya 400 tahun lalu.
Penari Awa menari dalam kelompok-kelompok yang disebut ren sambil berpawai di jalan-jalan.
Satu kelompok penari bisa terdiri dari lusinan penari.
Tari Awa adalah sejenis Bon Odori. Penari wanita menari dengan posisi tubuh tegak dan tangan yang digerak-gerakkan di atas kepala.
Pria menari dengan pinggul direndahkan, serta gerakan tangan dan kaki yang dinamis.
Musik pengiring menggunakan alat musik yang terdiri dari shamisen, perkusi (taiko dan tsuzumi), genta (kane), dan flute (yokobue).
Lagu yang dimainkan adalah lagu populer dari zaman Edo yang berjudul "Yoshikono".
Baca: Sebelum Meninggal Kopilot Wayan Sugiarta Sempat Telepon Ibunya, Bilang Kecapaian dan Mau Istirahat
Liriknya berupa ajakan kepada penonton untuk turut menari, "Erai yatcha, erai yatcha, yoi yoi yoi yoi, odoru ahō ni miru ahō, onaji ahō nara odorana son son."
Lagu "Yoshikono" hanya digunakan untuk mengiringi kelompok tari Awa yang terkenal, sedangkan kelompok tari Awa yang lain menari dengan diiringi seruan "Yatto sā Yatto saā".
Selain dipertunjukkan di Perfektur Tokushima, kelompok tari Awa asal Tokushima sering berkeliling di kota-kota besar di Jepang (khususnya di wilayah Kanto).
Di distrik Suginami-ku, Tokyo, tari Awa diselenggarakan kuil Koenji bersama pusat perbelanjaan di dekatnya.