Sejarah, Potensi, Gagasan Ukraina Dan Indonesia
Ia mengabarkan tentang situasi di Indonesia dan mengajukan proposal untuk memeriksa Indonesia sesuai dengan Piagam PBB
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Agustus rupanya adalah bukan hanya bulan kemerdekaan bagi Indonesia, tetapi juga bagi Ukraina. Berada nun-jauh di Eropa timur sana, Ukraina ternyata memiliki sejarah panjang tentang hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Indonesia.
Artikel ini mengulas catatan-catatan ringan namun penting tentang Ukraina dan potensi-potensinya dalam kerangka menguatkan hubungan kerjasama dengan Indonesia.
Indonesia dan Ukraina
Banyak yang mengira bahwa perkenalan Indonesia dengan Ukraina dimulai pada 1992. Kala itu, kedua negara untuk pertama kalinya menandatangai pakta kerjasama diplomatik paska kemerdekaan Ukraina dari Uni Soviet pada 24 Agustus 1991. Namun sebenarnya, hubungan kedua negara dimulai jauh sebelum itu.
“Indonesia mengenal Ukraina secara tidak resmi pada tahun 1940an sejak negara Anda berjuang untuk mendapatkan kemerdekaan dan mencari dukungan internasional,” ungkap Volodomyr Pakhil, Duta Besar Ukrainan untuk Indonesia, di kantonya di Jakarta, Kamis (13/8/2018).
Dubes Pakhil, begitu ia akrab disapa, dengan semangat menjelaskan bahwa seorang diplomat Ukraina, Dmytro Manuilsky, Kepala Delegasi Republik Sosialis Soviet Ukraina kepada PBB, menghubungi Dewan Keamanan PBB pada Januari 1946.
Ia mengabarkan tentang situasi di Indonesia dan mengajukan proposal untuk memeriksa Indonesia sesuai dengan Piagam PBB, terutama tentang poin hak untuk Bangsa Indonesia untuk menentukan nasib sendiri.
“Saya ingin menunjukkan bahwa kita (Indonesia-Ukraina) telah mengenal sejak lama. Dan, saya yakin kejadian tersebut memberikan dorongan untuk pengakuan lebih lanjut dari dunia internasional kepada Republik Indonesia,” ujar Sang Dubes tegas.
Kerjasama Bilateral
Meskipun berjarak jauh, Ukraina dan Indonesia selalu memiliki hubungan yang harmonis, kooperatif, dan saling mendukung satu sama lain. Ukraina dengan aktif mengembangkan dialog politik dengan Indonesia. Alhasil, 2016 silam, Presiden Ukraina pun melakukan kunjungan negara ke Indonesia.
Dengan tangan terkepal, Dubes Pakhil menjelaskan, “Indonesia telah menjadi salah satu kunci partner perdagangan Ukraina di Asia Tenggara.”
Hasilnya adalah, jumlah perdagangan dua arah telah mendekati 1 milyar USD pada tahun 2017. Kerjasama di luar perdagangan itu meliputi kerjasama antarparlemen, pariwisata, budaya, dan pendidikan. Sebagian baru dirintis, sebagian sudah berkembang. Karena itu, Dubes Pakhil menekankan bahwa Ukraina akan terus berkomitmen untuk dinamika hubungan bilateral yang positif dengan Indonesia.
Yang menjadi sebuah catatan penting adalah Ukraina secara aktif memberikan dukungan dalam forum dan organisasi internasional. Salah satu yang paling mutakhir adakah dukungan Ukraina pada pemilihan Indonesia menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB.
Kedua negara kita telah memberikan kontribusi yang banyak dalam menjaga perdamaian dan keamanan internasional dengan menjadi kontributor terbesar untuk anggota militer dan polisi kepada misi Pasukan Penjaga Perdamaian PBB. Ukraina menyambut rencana Republik Indonesia untuk meningkatkan jumlah pasukan penjaga perdamaian PBB menjadi 4 ribu pada tahun 2019.