Sejarah, Potensi, Gagasan Ukraina Dan Indonesia
Ia mengabarkan tentang situasi di Indonesia dan mengajukan proposal untuk memeriksa Indonesia sesuai dengan Piagam PBB
Editor: Hendra Gunawan
Tentang Ukraina
Pada umumya, publik tahu bahwa tahun ini adalah peringatan Kemerdekaan Ukraina ke 27. Namun, “saya juga ingin menarik perhatian Anda kepada Peringatan 100 Tahun Restorasi Status Negara Ukraina yang akan kami rayakan juga tahun ini,” kata Dubes Pakhil menjelaskan.
Singkat cerita, sebenarnya, Kemerdekaan Republik Rakyat Ukraina pertama kali terjadi pada 1918. Kala itu terjadi transformasi dari dinasti yang lama ke negara modern Ukraina. Namun Ukraina jatuh dikuasai Uni Soviet sebagai Negara Komunis yang baru terbentuk.
Kejatuhan Ukraina diganjar bencana kelaparan buatan Uni Soviet yang kini dikenal dengan tragedi Holodomor. Pada periode 1932-1933, tragedi itu merenggut nyawa 6 juta orang Ukraina. “Kami di Ukraina menjunjung tinggi ingatan para korban yang tidak bersalah dalam genosida ini,” Dubes Pakhil mengisahkan dengan raut muka sedih bercampur geram.
Pada 1991 lah kemudian Ukraina mendapatkan kemerdekaannya kembali setelah pembubaran Uni Soviet. Selama 27 tahun terakhir ini, Ukraina telah berusaha memodernkan dirinya untuk membebaskan diri dari masa lalu Sovietnya dan kembali bergabung dengan keluarga bangsa-bangsa Eropa.
“Saya ingin menekankan bahwa selama 27 tahun ini, Ukraina telah berada pada jalur yang tepat dan cepat untuk perkembangan sosial dan ekonominya. Ukraina telah melakukan reformasi-reformasi baru pada 7 sektor penting, yaitu edukasi, hukum, sistem pensiun, pelayanan kesehatan, administrasi publik, keamanan siber, dan undang-undang pemilu,” jelas Dubes Pakhil.
Sebagai informasi, ekonomi Ukraina telah berkembang 9 kuartal berturut-turut. Jika 1Q2018 dibandingkan dengan 1Q2017, indikator ekonominya naik 3.1%, ekspor produk tumbuh 9.1% (menjadi 13.6 milyar USD), impor produk tumbuh 11.3% (menjadi 13.7 milyar USD). Investasi negara yang masuk ke Ukraina pada bulan Januari-Maret tumbuh 37.14% jika dibandingkan dengan tahun 2017.
Tentang masa depan Indonesia-Ukraina
Tentang masa depan hubungan bilateral dengan Indonesia, Dubes Pakhil menyatakan bahwa ia ingin mendorong aktivasi bisnis dan hubungan ‘people-to-people’.
“Ukraina dapat menjadi partner Indonesia yang dapat diandalkan dan efektif di dalam banyak bidang ekonomi, terutama dalam sektor pertanian, metalurgi, alat berat, industry makanan, farmasi, IT, produksi alat militer, aeronautika, dan energy,” ungkap Sang Dubes.
Ia menjelaskan bahwa Ukraina adalah salah satu produsen dan eksporter produk pertanian untuk dunia seperti gandum, kedelai, buah-buahan, sayuran, daging, produk susu, dan madu.“Karena itu, Ukraina dapat memberikan dukungan dan bantuan terkait tantangan ketahanan pangan pada negara lain, khususnya Indonesia,” bebernya.
Resepsi diplomatik
Dubes Pakhil menyampaikan bahwa pada tahun ini, Kedubes Ukraina akan kembali menyelenggarakan resepsi diplomatik. Perwakilan-perwakilan negara sahabat dan beberapa tokoh diundang.
Dalam kesempatan resepsi diplomatik tahun ini, ia akan akan secara singkat menyoroti peran Ukraina di Asia Tenggara khususnya di Indonesia. Ia tentu juga akan membicarakan tentang status terkini dan prospek kerjasama Ukraina-Indonesia.