Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ayah Dewi Soekarno Ternyata Seorang Mantan Samurai Jepang

Pria kelahiran tahun 1896 ini ternyata mantan samurai di bawah klan Satake yang ikut berjuang dalam perang besar Sekigahar.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Ayah Dewi Soekarno Ternyata Seorang Mantan Samurai Jepang
NHK
Ayah Ratna Sari Dewi Soekarno atau Naoto Nemoto (78) bernama Heishichiro Nemoto paling kanan, kelahiran 1896 meninggal usia 59 (1955). 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Ayah Ratna Sari Dewi Soekarno atau Naoto Nemoto (78) yang bernama Heishichiro Nemoto meninggal tahun 1955 dalam usia 59.

Pria kelahiran tahun 1896 ini ternyata mantan samurai (aristokrat Jepang dari golongan kesatria/prajurit) di bawah klan Satake yang ikut berjuang dalam perang besar Sekigahara.

"Ayah Dewi itu masih ada kaitan dengan keluarga Samurai Satake. Kemudian menjadi petani dan ayahnya, Heishichiro menjadi tukang kayu," ungkap sumber Tribunnews.com, Selasa (18/9/2018).

Di saat Perang Dunia II ayah Dewi juga sempat membantu tim pemadam kebakaran Jepang ketika Amerika Serikat (AS) menjatuhkan bom di banyak tempat di Tokyo sehingga mengalami kebakaran besar.

Heishichiro juga minum metil alkohol yang seharusnya dipakai untuk membuat bom saat Perang Dunia II.

Hal ini diakui adik Heishichiro, Hirotaka Nemoto (70).

Baca: Pernikahan ala Sakera Pasangan Devi-Kurniawan di Pasuruan Menarik Perhatian Warga

Berita Rekomendasi

"Benar dia memang saat itu karena stres banyak minum bukan sembarang alkohol tetapi metil alkohol yang biasanya dipakai untuk merakit bom. Akibatnya matanya jadi tidak bisa melihat," paparnya.

Akibat banyak minum metil alkohol itu mata Heishichiro menjadi agak buta sehingga tidak bisa bekerja yang mengakibatkan ibunya harus kerja keras untuk menghidupi keluarganya.

Ibu Dewi, Masako, akhirnya bekerja apa saja supaya bisa menghidupi dua anaknya, Dewi dan Yasoo.

Salah satu pekerjaan ibunya adalah menempelkan label korek api Fujisan dan menjual korek api tersebut.

Saat di sekolah dasar (SD) Dewi melihat tak sengaja, ibu temannya memberikan pinjaman uang kepada ibu Dewi, Masako, agar bisa bayar uang sekolah dasar Dewi.

Melihat hal tersebut Dewi tergerak hatinya agar bisa meringankan beban ibunya.

Maka saat masih SMP kelas tiga Dewi sudah mulai bekerja di berbagai toko seperti cafe, dengan maksud bisa dapat uang untuk meringankan beban ibunya dan membantu membiayai sekolah adiknya, Yasoo (punya hobi sepeda) yang akhirnya lulus dari Universitas Waseda.

Teman sekolah dasarnya, Iino mengungkapkan, Dewi orang yang teguh, keras punya prinsip dan pintar menggambar sehingga dia bisa sukses.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas