Kelompok G7 Serukan Penyelidikan Transparan Soal Hilangnya Wartawan Arab Saudi
Kelompok G7 menyerukan dilakukannya penyelidikan 'transparan' atas hilangnya Jurnalis senior ternama Arab Saudi, Jamal Khashoggi.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, OTTAWA - Menteri Luar Negeri dari negara yang tergabung dalam kelompok G7 menyerukan dilakukannya penyelidikan 'transparan' atas hilangnya Jurnalis senior ternama Arab Saudi, Jamal Khashoggi.
"Kami merasa sangat terganggu terkait lenyapnya Jurnalis ternama Arab Saudi, Jamal Khashoggi, mereka yang bertanggungjawab atas kepergiannya harus dimintai pertanggungjawaban," seperti yang disampaikan pemerintah Kanada dalam sebuah pernyataan.
Baca: Blazer Dagangan Serena Wiliams Ludes Terjual Gara-gara Menantu Kerajaan Inggris
Dikutip dari laman Al Jazeera, Rabu (17/10/2018), Kanada saat ini memegang kursi kepresidenan untuk kelompok industri demokrasi.
"Kami mendorong kolaborasi antara Turki dan Arab Saudi dan menantikan Kerajaan Arab Saudi untuk melakukan penyelidikan secara menyeluruh, kredibel, transparan dan cepat, sebagaimana yang telah diumumkan,".
Baca: Adian Napitupulu Tuding Prabowo-Sandi Feodal, Gamal Albinsaid: Kredibilitasnya Dipertanyakan
Jamal Khashoggi merupakan seorang Jurnalis senior Arab Saudi yang kini menjadi Kolumnis di The Washington Post.
Ia sudah tinggal dalam pengasingannya di Amerika Serikat (AS) selama setahun terakhir karena melarikan diri dari pemerintah Arab Saudi saat penindasan dilakukan terhadap para pengkritisi negara kerajaan tersebut.
Baca: Anniversary ke-4, Nagita Slavina Nangis Pinta Hal Ini ke Raffi Ahmad, Luna Maya Ungkap Alasannya
Khashoggi kemudian dikabarkan menghilang pada 2 Oktober lalu, setelah memasuki Konsulat Arab Saudi di Turki untuk mendapatkan surat-surat yang ia perlukan untuk menikahi tunangannya.
Menurut sejumlah media, mengutip dari sumber-sumber Turki yang tidak disebutkan namanya, kepolisian Turki meyakini bahwa Jurnalis itu tewas di dalam fasilitas diplomatik tersebut.