Menjajal Kereta Api Cepat Guangzhou-Nanning, Lebih Stabil Nyaris Tanpa Getaran
Kereta Api Cepat Guangzhou-Nanning ini lebih stabil, nyaris tidak ada guncangan, dan lebih senyap.
Penulis: Febby Mahendra
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Febby Mahendra dari China
TRIBUNNEWS.COM, GUANGZOU - Manakala proyek kereta cepat Jakarta-Bandung terwujud, orang Indonesia bisa merasakan sarana transportasi darat itu seperti di Guangzou, China.
Tribunnews.com bersama sejumlah cendekiawan dan jurnalis Indonesia mencoba merasakan kereta api cepat rute Guangzou-Nanning (ibu kota Provinsi Guangxi) yang berjarak tempuh sekira 3 jam, Senin (29/9/2018).
Kereta api cepat yang digerakkan tenaga listrik itu berkecepatan 170-200 km per jam.
"Kereta cepat itu jenis D, kecepatan maksimalnya 200 km per jam. Sedang jenis G bisa mencapai 300 km per jam," ujar Chen Wei, seorang pemandu.
Kereta cepat bernomor seri D208 itu bertarif 269 yuan (setara Rp 610 ribu).
Baca: Mengintip Cara China Sajikan Obsesi Hidupkan Lagi Perdagangan Jalur Sutra
Tarif tersebut tidak termasuk makanan dan minuman.
Tidak ada sarana hiburan, semisal video atau audio, dalam gerbong.
Namun kondisi gerbong bersih, begitu pula toilet jongkoknya.
Uniknya, seperti di Indonesia, dalam gerbong banyak penumpang nongkrong di depan pintu toilet (bordes).
Berbeda dengan kereta api konvensional yang ditarik lokomotif disel, kereta cepat ini lebih stabil, nyaris tidak ada guncangan, dan lebih senyap.
"Di kecepatan 200 km per jam, nyaris tak terasa ada guncangan. Nyaman-nyaman saja," ujar Windy Dermawan, Kepala Pusat Studi ASEAN Universitas Padjadjaran, Bandung.
Bapak dua anak itu berharap pengelolaan kereta api cepat Jakarta-Bandung bisa meniru di Guangzhou.
"Pelayanan di Stasiun Guangzhou tampak tertata rapi, seperti laiknya bandara pesawat," kata Windy Dermawan.
Ia juga suprise melihat antusias warga China menggunakan moda transportasi massal.
"Menurut saya kok rasanya kereta api cepat Jakarta-Bandung lebih pas menggunakan jenis berkecepatan 200 km per jam," kata Windy Dermawan.
Para penumpang kereta api cepat di Guangzhou harus melewati tiga kali pemeriksaan.
Pertama pemeriksaan barang bawaan dan badan, dilanjutkan pemeriksaan tiket dan identitas, terakhir pemeriksaan tiket sebelum masuk gerbong.