Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kelaparan, Ibu di Afghanistan Jual Anaknya yang Berumur 6 Tahun kepada Tetangga

Sudah empat tahun hujan tak turun di kawasan ini sehingga menghancurkan produk pertanian.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Kelaparan, Ibu di Afghanistan Jual Anaknya yang Berumur 6 Tahun kepada Tetangga
CBS/OMAR SOBHANI)
Foto dokumentasi/Konflik dan kekeraingan yang melanda Afghanistan dan tak kunjung reda membuat rakyatnya kelaparan. 

TRIBUNNEWS.COM, KABUL - Kekeringan parah yang melanda Afghanistan membuat banyak keluarga di negeri itu menjual anak mereka agar bisa membeli bahan makanan.

Stasiun televisi CNN telah mewawancarai sejumlah keluarga di kota Herat di wilayah barat Afghanistan yang terpaksa mengungsi akibat kekeringan di desa mereka.

Menurut PBB, kekeringan tahun ini amat parah sehingga memaksa 275.000 orang di kawasan itu, termasuk 84.000 warga Herat, mengungsi.

Sudah empat tahun hujan tak turun di kawasan ini sehingga menghancurkan produk pertanian.

Bahkan, produk opium di wilayah itu menurun hingga sepertiga dibanding 2017.

Baca: Pemerintah Potong Bantuan, Ribuan Orang Australia Terancam Kelaparan

Kondisi iklim yang ekstrem ini memberikan dampak teramat buruk bagi negeri yang perekonomiannya hancur akibat perang puluhan tahun.

Di luar kota Herat, terdapat sebuah kamp pengungsi.

Berita Rekomendasi

Di sanalah CNN bertemu dengan Mamareen, yang kehilangan suaminya di medan perang.

Kini dia juga kehilangan rumahnya akibat perubahan iklim dan bakal kehilangan putrinya Akila yang berusia enam tahun. Mamareen terpaksa menjual Akila dengan harga 3.000 dollar AS atau sekitar Rp 46 juta kepada Najamuddin.

Najamuddin sendiri sudah menjanjikan Akila untuk suatu hari kelak dinikahkan dengan sang putra Sher Agha yang kini berusia 10 tahun.

Mengapa Mamareen harus menjual putrinya? Alasannya sederhana karena dia butuh uang untuk memberi makan anak-anaknya yang lain.

"Saya meninggalkan desa dengan tiga anak karena kekeringan parah," kata dia. "Saya kira di sini bisa mendapatkan bantuan, tetapi saya tidak mendapakan apa-apa," tambah dia.

Mamareen melanjutkan, untuk menghindari kelaparan dia menjual sang putri dengan harga 3.000 dollar AS.

"Namun, sejauh ini saya baru mendapatkan 70 dollar AS (Rp 1 juta). Saya tak punya uang, tak punya makanan, dan suami saya sudah meninggal," tambah dia.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas