Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penari Klub Malam di Peru Tewas Usai Bokongnya Disuntik Pelumas Mesin Pesawat

Seorang penari klub malam di Peru meninggal setelah bokongnya disuntik dengan minyak pelumas pesawat terbang.

Editor: Adi Suhendi
zoom-in Penari Klub Malam di Peru Tewas Usai Bokongnya Disuntik Pelumas Mesin Pesawat
(KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA)
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, LIMA - Seorang penari klub malam di Peru meninggal setelah bokongnya disuntik dengan minyak pelumas pesawat terbang karena ingin memiliki bokong seperti Kim Kardashian.

Akibat peristiwa tersebut, seorang pakar kecantikan ditahan karena diduga menjadi penyebab kematian Fanny Kaina Solis Peraza (26) .

Fanny sebenarnya warga Venezuela tetapi dia meninggalkan negerinya yang dilanda krisis untuk mencari kehidupan yang lebih baik di Peru.

Baca: Sebelum Tewas Dipanah, Pria AS Tulis Pengalamannya Saat Kontak Pertama dengan Suku Sentinel

Di negeri tersebut, Fanny mendapatkan pekerjaan sebagai penari di sebuah klub malam di kota Trujillo, provinsi La Libertad, wilayah barat laut Peru.

Untuk mempertahankan penampilannya di panggung, Fanny memutuskan untuk menjaga "keseksiannya" dengan memperbesar bokongnya.

Menurut Maria Fernanda Abreu Gonzales (25), sepupu korban, Fanny ingin bokongnya diinjeksi dengan substansi tertentu agar terlihat lebih montok.

Baca: Seekor Gajah Liar di China Menerobos Masuk ke Dalam Hotel Karena Kelaparan

Untuk mewujudkan keingannya Fanny pergi ke salon El Virrey di mana seorang ahli kecantikan bersedia melakukan operasi pembesaran bokong dengan harga murah.

Menurut Maria Fernanda, ternyata substansi yang disuntikkan ke bokong Fannya adalah cairan silikon industri yang biasa digunakan untuk pelumas mesin pesawat terbang.

Berita Rekomendasi

Beberapa jam setelah disuntik, Fanny merasakan badannya tidak nyaman lalu jatuh pingsan setelah mengalami reaksi alergi tak terkendali.

Baca: Jet Pribadi Donald Trump yang Terparkir di Bandara LaGuardia New York Tersenggol Pesawat Lain

Dalam kondisi tak sadarkan diri Fanny dilarikan ke rumah sakit.

Para dokter berupaya keras untuk menyelamatkan nyawa Fanny tetapi gagal.

Keluarga Fanny kemudian melaporkan kematian sang penari kepada polisi karena menduga penyebab kematian adalah prosedur penyuntikan yang keliru.

Saat polisi mendatangi salon El Virrey, tempat itu tutup dan tak ada orang di sana.

Maria Fernanda kemudian menelepon Nico si pemilik salon.

Kepada Nico, Maria mengatakan, sepupunya dirawat di rumah sakit dan membutuhkan bantuan untuk membayar biaya pengobatan.

Nico yang tak mengetahui kliennya sudah meninggal dunia pergi ke rumah sakit.

Polisi langsung menangkap pemilik salon itu setibanya di rumah sakit.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas