Kelakuan Ninja Jepang Kumpulkan Informasi Seperti Dilakukan Intelijen Dunia
Ninja atau Shinobi menurutnya memang diperlengkapi dengan berbagai alat dan persenjataan untuk justru kabur bukan berhadapan untuk perang.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM TOKYO - Ninja memang sudah sangat jarang, dapat dikatakan tidak ada lagi saat ini. Namun kegiatan dan kelakuan Ninja Jepang ternyata sama seperti yang dilakukan intelijen dunia mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dan menghindari bentrokan fisik.
"Ninja pada hakekatnya menghindari bentrokan. Kalau ketahuan berusaha kabur dan menjauhkan diri dari pertempuran. Dia hanya berusaha mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dan melaporkannya kepada atasannya yang menyuruhnya bekerja demikian," papar spesialis Ninja Prof. Yuji Yamada (51) pengajar Universitas Mie khusus kepada Tribunnews.com Sabtu lalu (15/12/2018).
Ninja atau Shinobi menurutnya memang diperlengkapi dengan berbagai alat dan persenjataan untuk justru kabur bukan berhadapan untuk perang.
Di saat ketahuan pihak lain, dia akan menghilang dengan asapnya dan secepat mungkin bagai kilat ke luar dari pandangan mata musuh sehingga asap menghilang Ninja sudah tidak tampak lagi.
Itulah sebabnya Ninja memiliki rakitan bom molotov kecil berupa asap lebat untuk menghalangi pandangan lawannya, agar dia punya waktu kabur dengan cepat.
"Di masa lalu teman saya punya teman seorang Indonesia yang bekerja sebagai tentara angkatan darat di bagian intelijen. Hal serupa juga dilakukan angkatan darat Jepang bagian intelijen serta negara lain, melakukan hal serupa mengumpulkan data sebanyak mungkin dari pihak lain, lalu dilaporkan ke atasnya untuk membuat satu strategi tertentu. Hal itu yang dilakukan Ninja pula di masa lalu agar sukses mengantisipasi pihak lawan," jelasnya lagi.
Itulah sebabnya di jaman lampau keberhasilan sebuah perang antar raja di Jepang umumnya berkat jasa Ninja yang sukses mengumpulkan berbagai informasi pihak lawan, menyelundup ke lokasi pihak lawan tanpa diketahui atau tanpa disadari pihak lawan.
Sementara itu Yamada juga mengungkapkan saat ini Ninja sangat banyak sekali digemari di Asia ketimbang Eropa dan Amerika.
"Saat saya ke Indonesia luar biasa banyak sekali yang berkumpul mendengarkan ceramah kita. Selama ini memang orang Asia yang paling banyak tertarik dengan Ninja," ungkapnya lagi.
Namun kalau melihat pertanyaan yang masuk, pihak Eropa lebih detil dalam bertanya misalnya ditanyakan, apakah saja manfaat Ninja saat ini terutama ilmu yang dimiliki serta makanan atau peralatan yang digunakannya di masa modern ini.
Sedangkan pihak Amerika perhatiannya lebih kepada hal-hal fiksi seperti film Superman atau tokoh fiksi lainnya yang membuat mereka tampak seru dengan karakter jagoan fiksi tersebut. Itulah yang kemudian dikaitkan dnegan Ninja yang dianggap mereka bisa hilang bahkan juga bisa terbang seperti Superman, tambahnya lagi.
Pola pikir yang berbeda itu yang membedakan orang Asia, Eropa dan Amerika. Namun kalau dari jumlah penggemar Ninja, paling banyak saat ini dari Asia, tekannya kembali lebih lanjut.
Lalu apa yang mau dipromosikan Yamada lebih lanjut?
"Banyak sekali. Bisa membuka pusat promosi Ninja di mana-mana, kerjasama dengan JAL misalnya, membuat desain baju Ninja, mengarang Ninja atau membuat lomba menggambar Ninja dan sebagainya. Semua akan semakin membuat populer Ninja di mana pun," jelasnya.
Yamada Rabu lalu (12/12/2018) juga bertemu PM Jepang untuk mendapat persetujuan promosi Ninja lebih lanjut di Jepang bahkan dapat dukungan dari Shinzo Abe untuk hal tersebut.
"Silakan nanti saat Pembukaan atau Penutupan Olimpiade masukkan saja Ninja ke sana sehingga tambah populer lagi di dunia," ucap PM Jepang ditirukan Yamada.