Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Klaim Keberhasilannya Memimpin AS Dibantah, Donald Trump Sebut Kepala Intelinjennya Naif

"Orang-orang Intelijen tampaknya sangat pasif dan naif terkait bahaya yang dimiliki Iran. Mereka salah!," tulis Trump dalam cuitannya.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Klaim Keberhasilannya Memimpin AS Dibantah, Donald Trump Sebut Kepala Intelinjennya Naif
Getty Images
Presiden Amerika Serikat Donald Trump 

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali membuat kontroversi dalam cuitannya di Twitter. Kali ini ia menyebut kepala intelijen As sebagai orang yang naif.

Pernyataan Trump tersebut adalah respons atas laporan intelijen terkait Iran, Korea Utara dan sejumlah ancaman nasional lainnya.

Dilansir dari South China Morning Post, para pemimpin badan intelijen AS dalam kesaksian di depan komite senat memberikan pandangan yang berbeda dengan Trump terkait Iran dan Korea Utara.

Dalam laporannya, lembaga intelijen As memiliki pandangan yang lebih lunak terkait kebijakan nuklir Iran. Hal ini bertolak belakang dengan kebjakan luar negeri Trump yang sangat anti terhadap program tersebut.

Mendengar laporan tersebut, Trump menyerang komunitas intelijennya sendiri dengan sebutan naif pada Iran. Ia pun menyebut para pejabat intelijen As harus kembali ke bangku sekolah.

"Orang-orang Intelijen tampaknya sangat pasif dan naif terkait bahaya yang dimiliki Iran. Mereka salah!," tulis Trump dalam cuitannya. "Mungkin Intelijen harus kembali ke sekolah!".

Baca: Maaf Belum Dijual, Skuter Listrik PCX Electric Untuk Sementara Hanya Akan Disewakan Dulu

Donald Trump juga menggembar-gemborkan apa yang dia katakan sebagai keberhasilannya di Suriah. Di mana dia telah membuat sekutunya khawatir karena mengumumkan penarikan pasukan AS secara tiba-tiba.

Berita Rekomendasi

Ia pun mengklaim keberhasilannya di Korea Utara, karena mampun membujuk Kim Jong-un untuk menyerahkan senjata nuklir.

Namun dalam kesaksian kepada kongres, para kepala intelijen negara menentang semua klaim tersebut itu.

Tendi/Sumber: South China Morning Post 

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas