Kesaksian Imam Masjid Al Noor dan Linwood tentang Aksi Penembakan Brutal di Kota Christchurch
Imam Masjid Al Noor Gamal Fouda dan Imam Masjid Linwood Alabi Lateef Zirullah memberikan kesaksian mereka pasca penembakan brutal tersebut.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Wajah Fouda terlihat sangat emosional, ia tampak sangat terpukul atas apa yang baru saja dialaminya. "Kami bahkan seolah tidak bisa bernapas karena asap dan peluru beterbangan di mana-mana,".
"Saat ia kehabisan peluru, kami tidak yakin apakah ia akan pergi karena ada keheningan sebentar, kami pikir ia bersembunyi, menunggu, kami tidak dapat melihatnya tapi syukurlah ia tidak tahu di mana kami berada,".
"Namun ternyata ia (pelaku) kembali dan mulai menembak lagi, orang-orang yang keluar dari persembunyian (terkena tembakan) karena mereka tidak tahu kalau akan kembali,".
"Bahkan ia juga memberondong peluru itu ke tumpukan jenazah," papar Fouda.
Menurut kesaksiannya, banyak diantara jemaah yang melarikan diri dan bersembunyi di tempat parkir belakang masjid, sementara yang lainnya terpaksa melompat pagar untuk mencari tempat yang aman.
Satu orang yang mencoba menghubungi layanan darurar 111 pun ditemukan oleh pelaku dan akhirnya tertembak.
Fouda pun mengaku bersembunyi bersama beberapa orang lainnya di ruang utama masjid selama berlangsungnya aksi penembakan yang menewaskan 43 orang di masjid tersebut.
Ia berasumsi bahwa si pelaku yang akhirnya diketahui bernama Brenton Tarrant itu tidak tahu bahwa para perempuan bersembunyi di ruang terpisah untuk menyelamatkan hidup masing-masing.
Beberapa jemaah perempuan yang mencoba melarikan diri pun ditembak mati. "Bahkan saya tidak percaya kalau saat ini saya masih hidup," tutur Fouda. Setelah selesai meneror jemaah di Masjid Al Noor, lelaki bersenjata itu akhirnya pergi.
Namun ia ternyata mengemudikan mobilnya melintasi kota untuk menyerang masjid lainnya, yakni Masjid Linwood, di mana sebanyak tujuh orang terbunuh dalam aksi teror kedua itu.
Gamal Fouda merupakan Imam Masjid Al Noor, ia adalah seorang yang lahir dan mempelajari ilmu agama di Mesir.
Ia memberikan kesaksiannya kepada The Herald pada Minggu waktu setempat, bersama dengan Imam Christchurch Alabi Lateef Zirullah yang juga selamat dari pembantaian di Masjid Linwood.
Di Linwood, ada sekitar 80 jemaah yang tengah beribadah pada saat peristiwa naas terjadi. Setiba di masjid tersebut, pelaku mulai menembak dari luar masjid sekitar pukul 13.55 waktu setempat.
Sasaran petamanya adalam seorang lelaki dan istrinya yang tengah berada di depan masjid. Imam Zirullah saat itu tengah berada di dalam masjid, saat penembakan brutal terjadi.