Kesaksian Dosen asal Indonesia yang Selamat dari Penembakan Brutal di Masjid Selandia Baru
Irfan Yuniarto, seorang dosen di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta telah selamat dari aksi penembakan
Editor: Sugiyarto
Suasana Masjid waktu itu cukup lenggang, mungkin karena hari sedang hujan.
Saat itu, Irfan yang datang dengan jaketnya yang basah mengaku seharusnya dia sholat di ruang utama, namun karena takut nantinya dirinya mengganggu kekhusyukan jemaah lain, dia pun memilih untuk salat di ruang kecil.
Ruang tersebut biasanya digunakan untuk meeting, dan hanya digunakan sebagai tambahan saat salat Jumat ketika ruang utama masjid penuh.
Setelah selesai melakukan salat sunnah, dan kotbahpun mulai terdengar.
Sekitar 5 menit kemudian, terdengar suara tembakan di masjid.
Suara itu terdengar berulang - ulang, Irfan pikir hanya ada trafo sekitar masjid yang meledak.
Suara bertubi selanjutnya, Irfan baru yakin bahwa itu adalah tembakan yang memang sengaja dilakukan oleh seseorang.
"Sekitar 5 menit khotbah ada tembakan. Suara pertama dan kedua, saya pikir trafo meledak. Saya baru sadar kalau itu tembakan ketika sudah ada suara ketiga dan seterusnya," ungkapnya kepada awak media saat melakukan Video Call melalui WhatsApp pada Senin (18/3/2019).
Ruang kecil yang digunakan oleh Irfan untuk salat bersama beberapa orang lain sangat memudahkan baginya untuk segera keluar ke belakang masjid.
Di belakang masjid itulah banyak mobil-mobil terparkir.
Dengan perasaan takut bersama dengan 14 jamaah lainnya, dimana ada pelajar dari Indonesia juga, Irfan meloncat pagar setinggi 2 meter dengan naik ke atas mobil terlebih dahulu untuk bisa menjangkau pagar.
Setelah berusaha naik dan saling bantu, akhirnya Irfan bersama ke 14 orang lain bisa melarikan diri dengan masuk ke rumah orang yang berjarak 50 meter dari Masjid.
"Kebetulan ada mobil yang diparkir di pojok, kita naik ke pagar setinggi 2 meter. Saya dibantu teman yang lain. Akhirnya berhasil masuk rumah orang yang berjarak 50 meter dari masjid. Disana, sudah ada dua orang korban. Satu orang dengan luka di punggung, satu lainnya luka di kakinya, kemungkinan jatuh saat melarikan diri," ungkapnya.
Saat itu pikiran panik namun tetap berusaha untuk tenang campur aduk dalam otak Irfan.