Komunitas Pekerja Migran Indonesia Dorong Buruh Migran Lebih Percaya Diri
Mereka berani menantang dunia, menaklukan Tiongkok dengan modal keterampilan terbatas namun mereka yakin bahwa masa yang akan datang bersinar
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komunitas Pekerja Migran Indonesia (KPMI) gelar pelatihan tentang bagaimana caranya menuju tangga sukses sebagai buruh migran di Shanghai, Tiongkok.
Dalam keterangan pers yang diperoleh Tribunnews, pelatihan secara kopi darat ini adalah pertama kali dilakukan sejak komunitas ini menggelar pelatihan secara online melalui sarana komunikasi WeChat sejak Oktober 2018.
"Di sini kami memberikan materi tentang saatnya menentukan sebuah kesuksesan dan menjadikan masa lalu sebagai pembelajaran yang berarti untuk menentukan masa depan yang lebih baik," kata Indah Morga, inisiator KPMI usai acara di Masjid Huxi, Shanghai, Minggu (24/3/2019).
“Mereka berani menantang dunia, menaklukan Tiongkok dengan modal keterampilan terbatas namun mereka yakin bahwa masa yang akan datang bersinar secerah sinar mentari. Itulah tagline komunitas KPMI,” ucap Indah Morgan, aktivis buruh migran ini.
Acara diikuti oleh 35 anggota KPMI yang mayoritas bekerja sebagai buruh migran.
Menurut Indah, buruh migran ini tak selamanya menjadi buruh migran karena pada saatnya ia akan pulang kampung.
Baca: Suntikan Jus Buah ke Aliran Darah, Perempuan Tiongkok ini Alami Kerusakan Organ Ganda
Karenanya, persiapan pulang kampung harus disiapkan secara matang, termasuk merencanakan bisnis apa yang bisa dilakukan setelah kembali ke keluarganya di Indonesia.
"Fokus kami adalah bagaimana mereka bisa menata keuangan, merencanakan bisnis di kampung halamannya, tujuannya agar bisa meneruskan hidup dengan lebih baik," ujar Indah.
Ketua KPMI Lia menambahkan, sejak KPMI dibentuk, mereka telah memulai pelatihan melalui media WeChat secara online setiap Rabu malam.
Masalah yang diperbincangkan dalam diskusi online itu memilih topik yang berbeda-beda dan sangat menarik. Selain masalah pekerjaan, mereka juga tak jarang mengungkapkan perasaan hatinya.
"Misalnya, mulai dari cara mengatasi mental yang rapuh hingga cara bisa bersahabat dengan majikan," kata Lia.
Rabu malam mereka melakukan komunikasi WeChat selama 2 jam, mulai pukul 20.00 sampai 22.00 waktu Shanghai.
Waktu tersebut dipilih karena mayoritas buruh migran sudah selesai dengan pekerjaannya.
Salah seorang buruh migran. Anna Uchy mengaku senang dengan kegiatan yang digagas oleh KPMI.
Menurut dia, melalui pelatihan mental, soft skill, para buruh migran mendapat banyak manfaat
pengetahuan dan bisa berbagi pengalaman dengan teman-teman baru.
"Saya semakin bersemangat, semoga ke depan kita semua bisa berdaya dan sukses," kata Anna yang pernah bekerja di Arab Saudi, Singapura, Abu Dabi, Bahrain, Qatar ,Dubai, dan China. Saat ini Anna bergaji paling tinggi di China.