Memasuki Putaran Kedua Pilpres Ukraina, Petro Poroshenko Serang Volodymir Zelenskiy
Kolomoisky merupakan pemilik saluran televisi yang menayangkan serial komedi situasi yang dibintangi Zelenskiy berjudul 'Servant of the People'.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, KIEV - Jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) putaran kedua, Presiden Ukraina Petro Poroshenko menyebut penantangnya, Komedian Volodymyr Zelenskiy sebagai 'boneka oligarki'.
Dalam sebuah postingan di laman Facebooknya pada Senin kemarin, Petro Poroshenko mengaitkan keberhasilan Zelenskiy dalam Pilpres putaran pertama yang digelar 31 Maret lalu sebagai bentuk mahakarya 'agen Kremlin' dan oligarki Ihor Kolomoisky.
Perlu diketahui, Kolomoisky merupakan pemilik saluran televisi yang menayangkan serial komedi situasi yang dibintangi Volodymyr Zelenskiy berjudul 'Servant of the People'.
"Saya memulai perjuangan untuk menang di putaran kedua," kata Poroshenko.
Baca: Nanik S Deyang Dijadwalkan Hadir Sebagai Saksi Dalam Sidang Ratna Sarumpaet
Baca: Komite Damai Blacklist Nama-nama yang Ganggu Kondusivitas Saat Debat Keempat
Dikutip dari laman Al Jazeera, Selasa (2/4/2019), menurut penghitungan suara resmi yang diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum Ukraina (CEC), Volodymyr Zelenskiy memperoleh sekitar 30 persen suara, sementara Poroshenko hanya sekitar 16 persen, sedangkan total jumlah pemilih di atas 63 persen.
Pilpres putaran kedua rencananya akan digelar pada 21 April mendatang.
Di media sosial, banyak warga Ukraina yang mengekspresikan reaksi mereka terkait hasil Pemilu dan menyalahkan Petro Poroshenko atas perolehan suara yang buruk pada putaran pertama.
Sementara itu, Aktivis Maidan Yury Kasyanov menuliskan ungkapan satire-nya dalam laman Facebook miliknya.
"Selama lima tahun masa kepresidenannya, (Poroshenko) melakukan segala yang mungkin dan tidak mungkin, melakukan yang terbaik, bekerja sampai pada titik menjijikkan, sehingga rakyat akan memilih siapa pun namun tidak untuk politisi,".
Kasyanov menuding Petro Poroshenko telah menghancurkan prestasi Maidan yang merupakan protes anti-pemerintah yang membawa Poroshenko pada kekuasaan.
"Dia lah yang membangun sistem korupsi yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang menghasilkan darah,".
Berbeda dengan pendapat Kasyanov, bagi banyak pendukungnya, Poroshenko tampaknya menjadi satu-satunya penjamin keamanan di negara itu.
Termasuk bagi lelaki Ukraina berusia 34 tahun, Evgeniy Podroiko.
"Tentu saja saya tidak bisa menyebut Petro Poroshenko sebagai kandidat yang ideal, namun jika kita ingin menyelamatkan dan menjamin kedaulatan negara kita, maka pilihannya jelas (menguntungkannya)," ujarnya.