Arab Saudi Tangkap Ibu Hamil Karena Dituduh Kritik Putra Mahkota
Perkembangan ini disampaikan lembaga hak asasi manusia yang berbasis di London, ALQST, hari Jumat (05/04).
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, SAUDI - Arab Saudi menangkap setidaknya tujuh orang, termasuk dua orang berkewarganegaraan ganda (Saudi dan Amerika Serikat) dan seorang perempuan yang tengah hamil.
Perkembangan ini disampaikan lembaga hak asasi manusia yang berbasis di London, ALQST, hari Jumat (05/04).
Mereka yang ditangkap dilaporkan bukan aktivis, tapi penulis dan blogger yang mendiskusikan reformasi.
Sebelum ditahan, mereka dilarang melakukan perjalanan sejak Februari lalu.
Penangkapan dilakukan ketika sejumlah pihak mengkhawatirkan nasib orang-orang yang menjalani penahanan setelah mendesak pemerintah menghargai hak-hak perempuan.
Bulan lalu, 10 pegiat hak-hak perempuan diadili, yang ditahan menyusul operasi penangkapan terhadap para pegiat yang dimulai pada 2018.
Sepuluh pegiat ini dibebaskan dengan jaminan minggu lalu.
Kasus ini membuat masyarakat internasional mengeluarkan kecaman.
Tak kurang dari 36 negara mendesak pembebasan mereka saat menggelar pertemuan di Dewan HAM PBB.
Baca: Ponsel Bos Amazon Diretas, Arab Saudi Jadi Tersangkanya
Sejauh ini belum ada tanggapan dari pemerintah Saudi terkait penahanan terbaru atas tujuh warga.
Mereka yang ditahan termasuk enam laki-laki dan seorang perempuan, menurut informasi yang dikumpulkan ALQST.
Beberapa laporan menyebutkan jumlah warga yang ditangkap berjumlah delapan orang.
Perempuan yang ditangkap adalah Khadijah al-Harbi, penulis yang sedang hamil dan penulis yang memegang paspor Amerika Serikat, Salah al-Haidar.
Ibu al-Haidar belum lama ini termasuk di antara aktivis yang dibebaskan pemerintah.
Makin disorot sejak kasus Khashoggi
Keluarga al-Haidar memiliki rumah di Virginia, Amerika Serikat, namun tinggal di Saudi bersama anak dan istrinya, kata kantor berita Associated Press.
Warga Saudi-AS yang juga ditahan, menurut sejumlah laporan, adalah Badr al-Ibrahim, yang dikenal sebagai seorang penulis dan dokter.
Catatan hak asasi manusia Arab Saudi mendapat sorotan sejak pembunuhan terhadap wartawan veteran Jamal Khashoggi di kantor konsulat Sadi di Istanbul, Turki, Oktober 2018.
Tim penyelidik Turki dan beberapa kalangan meyakini ada keterlibatan putra mahkota, Mohammed bin Salman.
Sebagai pemegang kekuasaan yang sebenarnya di Saudi, ia diduga mendalangi pembunuhan.
Namun para pejabat di Riyadh menolak tuduhan ini dan mengklaim bahwa Kashoggi "tewas dalam operasi liar". Sebelas warga Saudi diadili dalam kasus ini Januari silam.
Penangkapan para aktivis dan penulis dianggap sebagai upaya mencegah adanya kritik terhadap putra mahkota, yang sejak dalam beberapa waktu terakhir mengumumkan dan menerapkan beberapa program reformasi.
Meski demikian banyak pihak masih mengatakan prihatin dengan pemberlakukan hak-hak perempuan di Saudi.
Forum Ekonomi Dunia menempakan Saudi di urutan 141 dari 149 negara di daftar keseteraan gender global 2018.
Perempuan di Saudi tak boleh bepergian, menikah atau membuka rekening bank tanpa izin wali laki-laki.
Beberapa waktu lalu, seorang remaja perempuan kabur dari keluarganya, dan kasusnya menarik perhatian secara luas.
Rahaf al-Qunun, demikian nama remaja berusia 18 tahun tersebut, mengunci diri di satu hotel di Bangkok setelah petugas imigrasi mencoba memulangkannya ke Saudi.