Bertemu Dubes, Menlu RI Sampaikan Duka Cita atas Serangan Teror di Sri Lanka
Menlu Retno Marsudi menyampaikan rasa simpati langsung atas serangan teror di sejumlah tempat di Sri Lanka
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi, mengatakan dia telah bertemu langsung dengan Duta Besar Sri Lanka untuk Indonesia, Dharshana M Perera, di kantor Kementerian Luar Negeri RI, Pejambon, Jakarta Pusat, pada Senin pagi (22/4/2019).
Dalam pertemuan tersebut, Menlu Retno Marsudi menyampaikan rasa simpati langsung atas serangan teror di sejumlah tempat di Sri Lanka, yang menewaskan lebih dari 200 orang dan sekitar 400 orang lain luka-luka.
Baca: Aksi Teror di Sri Lanka, BIN Belum Temukan Keterkaitan dengan Sel Teroris di Indonesia
"Sekali lagi atas nama Pemerintah Indonesia kita menyampaikan secara langsung ucapan duka cita dan simpati kepada pemerintah Sri Lanka dan juga kepada korban dan keluarga korban dari serangan yang terjadi di beberapa tempat di Sri Lanka," ujar mantan Dubes RI untuk Belanda ini, di kantor wakil presiden RI, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (22/4/2019).
Lebih lanjut, Retno Marsudi mengatakan, meski telah bertemu dengan Dubes di Jakarta, dirinya juga akan melakukan sambungan telepon dengan Menteri Luar Negeri Sri Lanka dan kembali menyampaikan ungkapan simpati kepada pemerintah, korban, keluarga korban.
"Saya berencana juga akan melakukan pembicaraan dengan menteri luar negeri Sri Lanka menyampaikan pesan duka cita, simpati, solidaritas, dan kecaman terhadap serangan itu," jelas dia.
Diketahui dari laporan New York Times, setidaknya ada 8 bom meledak di 3 gereja dan 3 hotel serta 1 rumah warga, yang terjadi hampir bersamaan pada Minggu pagi.
Baca: Indonesia Tawarkan Bantuan ke Sri Lanka Paska Serangan Teror
Bom meledak saat umat Kristen Sri Lanka sedang merayakan hari raya Paskah di Gereja St Sebastian, Gereja St Anthony, Sumanapala.
Selain gereja, ledakan bom terjadi di tiga hotel berbintang 5 di Kolombo, selang 3 menit paska pengeboman di gereja, yaitu Shangri-La Hotel, Cinnamon Grand Hotel, dan Hotel Kingsburry.
Indonesia Siap Bantu Sri Lanka
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, mengatakan Indonesia siap membantu pemerintah Sri Lanka paska serangan teror bom yang terjadi di negara tersebut, Minggu kemarin, 21 April 2019.
Hal tersebut diungkapkan Retno Marsudi saat bertemu dengan Duta Besar Sri Lanka untuk Indonesia, Dharshana M Perera, di kantor Kementerian Luar Negeri RI, Pejambon, Jakarta Pusat, pada Senin pagi (22/4/2019).
Baca: Pasca Bom Sri Lanka, Ini Imbauan Polri
"Jadi pada pagi hari ini saya bertemu dengan Duta Besar Sri Lanka yang ada di Jakarta. Dalam diskusi tadi apabila ada hal-hal yang diperlukan untuk membantu mereka (Pemerintah Sri Lanka) pemerintah Indonesia siap," ujar Retno saat ditemui di kantor wakil presiden RI, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (22/4/2019).
Ia mengatakan, dalam pertemuan itu atas nama Indonesia, dirinya menyampaikan ungkapkan duka cita atas tragedi kemanusiaan yang menewaskan lebih dari 200 orang tersebut.
"Sekali lagi atas nama Pemerintah Indonesia kita menyampaikan secara langsung ucapan duka cita dan simpati kepada pemerintah Sri Lanka dan juga kepada korban dan keluarga korban dari serangan yang terjadi di beberapa tempat di Sri Lanka," ujar mantan Dubes RI untuk Belanda ini.
Retno mengatakan, Dubes Sri Lanka Dharshana M Perera pun merespon niat baik solidaritas yang diberikan Indonesia.
"Dan beliau (Dubes Perera) menyatakan ungkapan duka cita dan kecaman dari Indonesia merupakan salah satu yang pertama. Oleh karena itu mereka (Pemerintah Sri Lanka) menyampaikan terima kasih banyak," kata Retno.
Dirinya pun menegaskan, sejauh ini tidak ada WNI yang turut jadi korban.
Baca: Aksi Teror di Sri Lanka, BIN Belum Temukan Keterkaitan dengan Sel Teroris di Indonesia
Namun, komunikasi dan kordinasi terus dilakukan dengan KBRI di Kolombo.
"Kemudian diupdate dari waktu ke waktu tentunya kita juga mencari informasi tentang WNI, apakah ada korban warga negara dan sejauh ini kita memperoleh informasi tidak ada korban dari warga negara Indonesia," jelas dia.