Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sering Bermain Ponsel, Bocah 13 Tahun Hantamkan Kepala ke Dinding Tanpa Henti dan Idap Penyakit Ini

Sering Bermain Ponsel, Bocah 13 Tahun Hantamkan Kepala ke Dinding Tanpa Henti dan Idap Penyakit Ini

Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Sri Juliati
zoom-in Sering Bermain Ponsel, Bocah 13 Tahun Hantamkan Kepala ke Dinding Tanpa Henti dan Idap Penyakit Ini
Sputnik
Ilustrasi - Sering Bermain Ponsel, Bocah 13 Tahun Hantamkan Kepala ke Dinding Tanpa Henti dan Idap Penyakit Ini 

Sering Bermain Ponsel, Bocah 13 Tahun Hantamkan Kepala ke Dinding Tanpa Henti dan Idap Penyakit Ini

TRIBUNNEWS.COM - Sering bermain ponsel, seorang bocah laki-laki berusia 13 tahun menghantamkan kepala ke dinding tanpa henti.

Ternyata, perilaku menghantamkan kepala ke dinding tanpa henti disebabkan oleh suatu penyakit akibat sering bermain ponsel.

Dilansir World of Buzz, bocah asal Provinsi Zhejiang, China itu awalnya mendapatkan ponsel dari ibunya awal tahun ini.

Ponsel tersebut merupakan ponsel pertama yang dimilik bocah yang tidak disebutkan namanya itu.

Baca: Sederet Risiko yang Mengintai Jika Sering Bermain Ponsel di Tempat Gelap

Baca: Satu Bermain Ponsel Saat Hujan Tujuh Orang di Kotabumi Tersambar Petir

Baca: Ketahuan Bermain Ponsel di Kelas, Siswa di China Dipaksa Banting HP

Ibu si bocah memberikan ponsel sebagai hadiah agar anaknya tidak rewel saat orang tuanya sibuk bekerja.

Dikutip dari Oriental Daily, bocah itu bermain ponsel hampir setiap hari.

Berita Rekomendasi

Bahkan, terkadang dia bermain ponsel hingga tengah malam.

Perilakunya tersebut berlangsung hingga berbulan-bulan.

Sayangnya, sekitar sebulan yang lalu ia mengalami masalah kesehatan yang sangat serius.

Suatu hari, bocah tersebut tiba-tiba menjadi "gila" di sekolah.

Ia mulai membenturkan kepalanya ke dinding tanpa henti.

Gurunya mengatakan, bocah tersebut tidak akan berhenti hingga seseorang menghubungi ibunya.

Pihak sekolah pun segera menghubungi ibu si bocah untuk datang ke sekolah.

Sesampainya di sekolah, situasi justru menjadi lebih buruk.

Pasalnya, tubuh bocah itu tidak hanya lemas.

Ia menggerakkan wajahnya, tetapi tidak responsif saat ibunya berusaha membangunkannya.

Ibunya pun segera membawa bocah tersebut ke rumah sakit.

Bocah tersebut akhirnya mendapatkan perawatan di rumah sakit selama 28 hari.

Sering bermain ponsel, seorang bocah laki-laki berusia 13 tahun menghantamkan kepala ke dinding tanpa henti. (Oriental Daily)
Sering bermain ponsel, seorang bocah laki-laki berusia 13 tahun menghantamkan kepala ke dinding tanpa henti. (Oriental Daily)

Meskipun menjalani perawatan, kondisi bocah itu justru memburuk.

Ia menjadi cacat mental.

Sebagai anak laki-laki berusia 13 tahun, dia berperilaku seperti bayi yang tidak bisa berjalan atau berbicara.

Dia juga tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri.

Bahkan, setelah dibawa ke Departemen Neurologi dan Rheumatologi, kondisinya masih belum membaik.

Setelah diberi obat dan perawatan, kondisi bocah itu akhirnya mulai membaik.

Wajahnya tidak lagi mengejang.

Dia juga bisa bicara kembali.

Pada hari keempat perawatan, ia mulai mengenali orang tuanya.

Pada hari ke-12, kesehatan anak laki-laki itu telah meningkat secara drastis.

Ia pun keluar dari rumah sakit.

Dokter menjelaskan, bocah tersebut terkena dampak buruk dari bermain ponsel hingga tengah malam.

Akibat tidak mendapatkan istirahat yang cukup, sistem kekebalan tubuhnya melemah.

Kondisi ini mengakibatkan bocah itu terkena Ensefalitis Autoimun.

Ensefalitis dikenal sebagai penyakit radang otak.

Kejadian Serupa

Kejadian serupa juga terjadi di Indonesia.

Dilansir Tribun Jambi, seorang anak kecil mengidap mata juling akibat sering bermain ponsel.

Hal ini dibuktikan dengan sebuah video yang diunggah oleh akun instagram @makassar_iinfo.

Dalam video tersebut, bocah laki-laki yang mengenakan kaos bergaris-garis putih hijau itu terlihat sangat kesulitan menggerakkan bola matanya.

Dengan keadaan yang sayu, ia berusaha menggerakkan bola matanya namun sangat sulit.

Jika ia tak menggerakkan matanya, pupil hitamnya itu tidak berada di tengah seperti mata pada umumnya.

Mata bocah tersebut sepintas hanya memperlihatkan warna putih.

Sang perawat yang sedang memeriksa bocah itu sesekali membimbingnya untuk menggerakkan bola matanya.

Namun lagi-lagi, bocah tersebut terlihat kesusahan untuk menggerakkan matanya.

Usut punya usut ternyata bocah yang berasal dari Makassar itu mengidap mata juling sebelah.

Dalam tulisan caption video tersebut, penyebab mata juling sebelah pada bocah ini karena terlalu sering bermain ponsel.

Selain itu, mata bocah polos ini terus basah dan berair.

Dalam tulisan caption video tersebut, penyebab mata juling sebelah pada bocah ini karena terlalu sering bermain ponsel.

Selain itu, mata bocah polos ini terus basah dan berair.

Dalam tulisan caption video tersebut, penyebab mata juling sebelah pada bocah ini karena terlalu sering bermain ponsel.

Selain itu, mata bocah polos ini terus basah dan berair.

Setelah melakukan pemeriksaan, ia diharuskan menggunakan kacamata.

Namun masalahnya tak berhenti disitu karena penglihatannya terus menurun.

Dokter mengatakan dia harus menjalani operasi mata untuk memulihkan penglihatannya, jika tidak matanya bisa buta.

Menurut hasil diagnosis dokter, gadis kecil tersebut menderita mata malas dengan satu mata miring atau juling, salah satu komplikasi paling serius dari miopi dan astigmatisme.

Jika kondisi ini terus berlangsung, mata anak itu tidak akan bisa pulih.

(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia/Tribun Jambi)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas