Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasus Dugaan Suap Roll Royce Emirsyah Satar Ternyata Sudah Lama Dihentikan di Inggris

Setelah dipanggil pada Rabu 10 Juli 2019 lalu, Emirsyah Satar harus kembali menyambangi KPK pada Rabu 17 Juli 2019.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Kasus Dugaan Suap Roll Royce Emirsyah Satar Ternyata Sudah Lama Dihentikan di Inggris
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia Emirsyah Satar bersiap menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (10/7/2019). Emirsyah diperiksa sebagai tersangka kasus dugaan suap pengadaan pesawat dan mesin pesawat dari Airbus SAS dan Rolls-Royce PLC pada PT Garuda Indonesia. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lama tak terdengar namun tiba-tiba dalam dua pekan terakhir, Soetikno Soedarjo dan Emirsyah Satar mantan Direktur Utama Garuda Indonesia kembali dipanggil untuk menjalani pemeriksaan di KPK.

Setelah dipanggil pada Rabu 10 Juli 2019 lalu, Emirsyah Satar harus kembali menyambangi KPK pada Rabu 17 Juli 2019.

Sejauh ini Emirsyah Satar dan Soetikno Soedarjo telah dinyatakan sebagai tersangka dalam kaitan dengan dugaan suap yang dilakukan oleh perusahaan Inggris, Rolls Royce pada 16 Januari 2017 segera setelah pengumuman yang dikeluarkan oleh Seriuous Fraud Office (Lembaga Anti Rasuah) Inggris.

Namun dalam pemberitaan yang dilansir oleh BBC, diungkapkan bahwa kasus yang melibatkan Rolls Royce tersebut di negaranya sendiri justru malah telah dinyatakan distop dan tidak dilakukan proses investigasi lebih lanjut lagi.

Sesuai laporan BBC, Lembaga Anti Rasuah Inggris (SFO) menghentikan investigasi mengingat tidak cukup adanya bukti (evidence) atau kurangnya perhatian dari publik atas dugaan kasus suap tersebu.

Baca: KPK Periksa Eks Dirut PT Garuda Indonesia Emirsyah Satar

Laporan itu juga menyebutkan bahwa tidak ada individu dari Roll Royce yang menghadapi tuntutan.

Selain di Inggris, penghentian proses investigasi juga dilakukan di Thailand.

Berita Rekomendasi

Dalam pemberitaannya sebagaimana diberitakan BBC, Serious Fraud Office (SFO) telah menghentikan penyelidikannya di perusahaan kedirgantaraan Rolls-Royce dan perusahaan obat raksasa GlaxoSmithKline.

SFO mengatakan ada "bukti tidak cukup" atau "tidak untuk kepentingan umum" untuk melanjutkan.

Rolls sedang diselidiki karena kekhawatiran tentang penyuapan dan korupsi, yang membuat perusahaan menandatangani perjanjian penuntutan yang ditangguhkan pada tahun 2017.

Penyelidikan GSK terkait "praktik komersial" di perusahaan.

Dalam kasus Rolls-Royce, penyelidikan SFO menyebabkan perusahaan mengambil tanggung jawab atas perilaku korup yang mencakup tiga dekade, tujuh yurisdiksi dan tiga bisnis, yang membayar denda sebesar £ 497,25 juta.

"Perusahaan itu mengakui pemalsuan akun untuk menyembunyikan penggunaan perantara yang ilegal, mencoba untuk menghalangi investigasi korupsi, dan membayar puluhan juta poundsterling dalam suap untuk memenangkan bisnis di Indonesia, Thailand, Cina dan Rusia.

SFO juga mengkonfirmasi bahwa tidak ada individu di wajah Rolls yang akan menghadapi tuntutan.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas